Nenek Faridah dinyatakan lulus S1 adalah yang paling tua usia 79 tahun dan meraih Cumlaude. Foto: Istimewa.

BREBES (SUARABARU.ID) – Dua sekolah lansia di Brebes  Jawa Tengah, menggelar wisuda 78 sarjana. Mereka adalah siswa yang telah mengikuti kegiatan belajar selama 10 bulan.

Wisuda dilangsungkan di aula Puti Garden Kecamatan Ketanggungan, Selasa (13/8/2024) siang. Sebanyak 78 lansia laki dan perempuan mengenakan baju toga duduk di deretan kursi yang disediakan. Aroma minyak angin pun menyeruak di dalam ruangan tertutup tempat lokasi wisuda. Di luar gedung, para kerabat menunggu jalannya wisuda sambil menenteng karangan bunga.

Prosesi wisuda dilakukan oleh Kepala Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3KB) Brebes, Ahmad Makmun. Satu persatu wisudawan dan wisudawati dipanggil maju untuk menjalani prosesi tersebut.

Wisuda kali ini diikuti siswa siswi lansia dari Sekolah Lansia Senja Bersinar Desa Kubangjati Ketanggungan sebanyak 36 orang dan sekolah lansia Moro Sehat Desa Bulakelor, Bulakamba sebanyak 42 orang.

Sekolah lansia merupakan Program Bangga Kencana (Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana). Syarat untuk mengikuti sekolah ini adalah orang yang berusia minimal 60 tahun. Sedangkan untuk usia di bawah 60 tahun juga bisa masuk sekolah ini karena mereka memasuki pra lansia.

Siswa sekolah ini menempuh pendidikan selama 10 bulan dengan 10 kali pertemuan. Usai menjalani masa belajar, mereka akan mendapat gelar sarjana. “Mereka mendapat gelar sarjana versi sekolah lansia. Mereka adalah siswa lansia yang menjalani pendidikan selama 10 bulan,” tandas Makmun.

Selama mengikuti 10 kali pertemuan belajar, siswa siswi ini diberikan materi pembelajaran soal kesehatan fisik, mental, keagamaan dan kewirausahaan.

Kepala Sekolah Lansia Senja Bersinar Desa Kubangjati Kecamatan Ketanggungan, Sofa Anggraeni mengatakan, sekolah ini dibuka agar para lansia bisa menjalani hidup di masa tuanya dengan bahagia, produktif, dan mandiri. Untuk materi pembelajaran, kata kepala sekolah, disesuaikan dengan umur dan kondisi fisik.

Selama menempuh pendidikan, para lansia diberikan materi soal kesehatan fisik, mental dan keagamaan. Ini bertujuan agar mereka menjaga pola hidup sehat dan lebih rajin beribadah dalam menjalani hari tuanya. Selain itu, proses pembelajaran tatap muka bertujuan untuk menjalin silaturahmi antar para lansia.

“Para lansia ini mengikuti sekolah agar di usianya yang senja merasa hatinya senang dan bahagia. Sekolah ini juga menjadi wadah silaturahmi para lansia, karena mereka juga mengikuti pertemuan dan selalu diselingi senam lansia agar mereka tetap selalu sehat,” beber Sofa Anggraini.

Dari 78 orang yang dinyatakan lulus S1, Faridah adalah yang paling tertua. Wanita ini sudah memasuki umur 79 tahun dan meraih Cumlaude.

Faridah mengaku tertarik mengikuti sekolah lansia karena untuk mencari kesibukan di hari tuanya. Dengan bersilaturahmi dan melakukan kegiatan selama belajar, membuat dirinya merasa senang dan bahagia.

“Setelah diwisuda ini nanti ilmu akan diterapkan termasuk kepada cucu-cucu saya,”  Faridah menegaskan.

Sutrisno