blank

JEPARA (SUARABARU.ID) – Tim KKN Unisnu angkatan ke-XVII mengungkap rahasia dibalik usaha UMKM Kerupuk Beras milik Eva Suriyah warga Desa Surodadi. Usaha yang ia bangun sudah menginjak 5 tahun berjalan. Ia menjalankan usahanya ini dibantu suaminya dan beberapa karyawannya.

Bu Eva, salah satu penduduk dari Desa Surodadi Jepara menjadi salah satu orang yang membuka usaha kerupuk beras ini. Usaha yang telah dibangun selama 5 tahun ini, menjadi penghasilan utama Bu Eva dalam menghidupi keluarganya. Tidak sendiri dalam menjalani usaha kerupuk beras ini, bersama suami dan beberapa karyawan Bu Eva menjadi salah satu penggiat UMKM di Desa  Surodadi. “Awal mula saya membangun usaha ini karena ketidaksengajaan,” ujar Eva kepada SUARABARU.ID.

Sebelum menggerakkan usaha UMKM kerupuk beras, Eva menjalankan usaha konveksi di Desa Sendang. Namun usaha konveksi yang ia jalankan mengalami kebangkrutan sehingga ia dan keluarganya sangat terpukul. “Saya mengalami kerugian yang tidak sedikit secara finansial. Mental kami juga hancur,” ungkapnya. Oleh karenanya, Eva kembali ke kampung halamannya di Desa Surodadi.

Awal Mula Usaha Kerupuk Beras

Saat Eva dan keluarganya terpuruk dari kebangkrutan usaha konveksinya, ia mengalami kebingungan dan kehabisan ide untuk membuka usaha kembali. Selain itu, pada saat itu Eva sedang sakit. Tak lama kemudian terbersit ide membuka usaha makanan sesuai dengan hobinya membuat makanan. Berawal dari mencoba membuat kerupuk dan menjualkan ke tetangga sekitar rumahnya, produknya ternyata disambut baik. “Kebetulan di masa sulit saya waktu itu belum ada yang menjual kerupuk. Sayalah orang pertama yang menjual kerupuk beras,” ucapnya.

Peluang usaha kerupuk yang bermula dari ketidaksengajaan tersebut didukung oleh suaminya untuk membuka usaha dan mengembangkannya. “Saya dibantu suami memasarkan kerupuk-kerupuk kami ke desa-desa lain,” kata Eva.

Popularitas Kerupuk Beras bermerek Atlaas.

Kerupuk beras semakin dikenal dan semakin banyak permintaan dari para konsumen. “Saya menambah karyawan karena semakin banyak permintaan. Kami sangat bersyukur. Kami juga menambah variasi warna kerupuk kami agar tidak monoton,” ujarnya seraya tersenyum lebar. Eva pun berinisiatif untuk memasang merek pada produknya. Nama “Atlaas” diambil dari nama-nama saudara Eva.”Mereka saudara-saudara saya sangat berjasa terhadap usaha bisnis ini. Maka saya dedikasikan merek yang saya buat ini untuk mereka,” ungkap Eva haru.

ua/KKN Unisnu ke-XVII Desa Surodadi