Kepala BI Jateng, Rahmat Dwisaputra bersama Ketua MUI Jateng KH Ahmad Darodji saat membuka FAJAR 2024 di MAJT, Kamis 8 Agustus 2024. foto: dok.BI

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah (KPw BI Jateng) senantiasa mempertahankan konsistensi dalam mengawal perkembangan ekonomi syariah di Jawa Tengah.

Hal ini diwujudkan dalam pelaksanaan Festival Jateng Syariah (FAJAR) 2024 pada 8-11 Agustus 2024 di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), yang merupakan kegiatan tahun ke-6 sejak dimulai pada 2019 silam.

“Gelaran FAJAR 2024 merupakan rangkaian kegiatan Road to FESyar Regional Jawa yang akan dilaksanakan pada September 2024 dan Indonesia Sharia Economi Festival (ISEF) ke-11 yang akan berlangsung pada Oktober 2024,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra.

Hadir dalam opening ceremony FAJAR 2024 di MAJT, Anggota Komisi XI DPR RI Dapil Jateng, Musthofa; Kepala Biro Perekonomian Provinsi Jawa Tengah, July Emmylia; Ketua MUI Jawa Tengah, Ahmad Daroji; serta Kepala OJK Regional 3 Jawa Tengah dan DIY, Sumarjono.

Selain itu turut hadir pulan Ketua Komisi C DPRD Provinsi Jawa Tengah, Kepala Forkopimda Provinsi Jawa Tengah, Kepala Satuan Kerja Bank Indonesia, Pimpinan Pondok Pesantren, KNEKS dan MES Pusat,  Pimpinan Kementerian Agama, KDEKS, MES, LPPOM MUI, Baznas Provinsi Jawa Tengah, serta para Akademisi dan UMKM Syariah di Jawa Tengah.

Dengan mengangkat tema ‘Sinergi Memperkuat Industri dan Gaya Hidup Halalan Thayyiban untuk Kebangkitan Ekonomi Syariah Jawa Tengah’, rangkaian kegiatan menampilkan FAJAR Halal Exporience, Shalawat Akbar, hingga berbagai seminar hingga talkshow, edukasi halal lifestyle dan perlombaan.

“KPw BI Jawa Tengah senantiasa menjaga konsistensi dalam membentuk ekosistem halal value chain, yang didasari pada perkembangan gaya hidup halal dan thoyyib dewasa ini,” ungkap Rahmat lebih lanjut.

Rahmat menambahkan, dengan berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah seluruh Jawa Tengah, BI Jateng berhasil melakukan fasilitasi terhadap lebih dari 200 pondok pesantren (ponpes) sebagai HEBITREN (Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren), 25 UMKM syariah  lolos kurasi IKRA (Industri Kreatif Syariah Indonesia), fasilitasi sertifikasi halal kepada 500 UMKM, 300 orang Juleha (Juru Sembelih Halal) dan 21 Rumah Potong Unggas Halal.

“Penguatan halal value chain secara end to end ini diharapkan dapat terus terjalin melalui sinergi dan kolaborasi yang semakin luas dengan seluruh pemangku kepentingan di Jawa Tengah,” katanya.

Sementara itu, Pj. Gubernur Jawa Tengah, yang diwakili Kepala Biro Perekonomian, July Emmylia, memberikan apresiasi tinggi atas upaya dan kerjasama yang telah dilakukan bersama Bank Indonesia dalam mewujudkan ekosistem halal value chain yang inklusif di Jawa Tengah.

July menjelaskan, wujud implementasi untuk mengakselerasi ekosistem halal value chain di Jawa Tengah yang dilakukan KPwBI Jateng bersama stakeholder (Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, KNEKS, KDEKS, MES, MAJT, LPPOM MUI, BPJPH, Dinakeswan Prov Jateng, UIN Walisongo Halal Centre) antara lain melalui Penetapan Zona Kuliner Halal Aman dan Sehat (KHAS) Masjid Agung Jawa Tengah.

“Kolaborasi lintas sektor ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam pengembangan ekonomi syariah yang inklusif, sekaligus untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat industri halal dunia,” katanya.

Hery priyono