blank
Kepala SMPN 4 Jepara Agus Awaluddin, S.Pd., M.M.,M.Pd. saat panen mentimun organik. Foto: Sri B

JEPARA (SUARABARU.ID) – Berita menggembirakan diukir SMP Negeri 4 Jepara dalam program pembelajaran yang melibatkan orang tua murid. Kegiatan yang dimulai sejak 10 Juni 2024 ini mengambil tema Belajar bersama Guru Tamu. Mereka yang dilibatkan oleh sekolah dalam program ini adalah Muhammad Sukron dan Nur Chasanah.

Sepasang orang tua murid yang berprofesi sebagai petani ulung ini merupakan orang tua dari murid kelas VII. Pada awal program dan kini duduk di kelas VIII. Keahlian orang tua murid dalam bercocok tanam mentimun inilah yang ditemukan oleh sekolah pada saat diskusi Pemetaan Aset beberapa waktu lalu.

blank
Siswa saat merawat mentimun program Guru Tamu. Foto. Sri B

Setelah melalui diskusi panjang dengan berbagai pihak yang akan dilibatkan, akhirnya sekolah mengundang mereka untuk memberikan pembelajaran ekstra bercocok tanam mentimun secara organik bagi murid- murid. Lahan yang dijadikan tempat kegiatan tersebut merupakan kebun di belakang ruang kelas yang selama ini dibiarkan kosong dan hanya menjadi padang rumput.

Melalui program ini, SMP Negeri 4 bermaksud memaksimalkan aset sekolah dan peran orang tua murid dalam berkolaborasi untuk memberikan pengalaman baru yang belum pernah diperoleh dari guru mata pelajaran.

blank
Tanaman mentimun organik yang dikembangkan melalui guru tamu di SMPN 4 Jepara. Foto: Sri B

Selain itu, juga ingin memberikan kesempatan kepada para murid untuk aktif merancang pembelajarannya sendiri. Hal ini dimulai dengan murid membentuk kelompok, mendengarkan penjelasan Guru Tamu tentang bercocok tanam mentimun yang baik, mengatur perawatannya, dan memasarkan hasil tanam tersebut. Yang tak kalah penting, program ini dapat dijadikan sebagai gerakan untuk memanfaatkan setiap jengkal tanah kosong di SMP Negeri 4 Jepara menjadi tempat belajar bagi murid- murid. Tidak saja untuk bercocok tanam, melainkan dapat untuk penciptaan ide- ide baru lainnya.

Program Belajar bersama Guru Tamu ini diawali dengan talk show orientasi tentang teknik bercocok tanam mentimun organik. Pada talk show ini Guru Tamu dihadirkan di tengah- tengah murid, kepala sekolah, perwakilan guru untuk menyampaikan hal- hal yang berkaitan dengan penanaman mentimun secara organik antara lain bagaimana cara menanam, berapa jarak antar satu pohon dengan pohon lainnya, berapa kali harus disiram, pupuk apa yang bisa digunakan, sampai dengan bagaimana pemanenannya.

blank
Guru SMPN 4 Jepara membeli mentimun organik . Foto: Sri B

Dari talk show itu, selanjutnya murid- murid dibimbing Guru Tamu membuat bedeng dan menanam bibit. Mereka terbagi dalam 12 kelompok yang berarti 12 bedeng berasal dari 2 kelas sebagai uji coba pertama program ini. Setelah bibit ditanam, selanjutnya para murid melakukan piket secara bergilir setiap pagi untuk melakukan penyiraman. Namun, piket ini masih disokong dengan peran Guru Tamu, wali kelas, dan atau guru lain yang terlibat dalam program ini untuk saling menggantikan tugas menyiram terutama pada saat libur sekolah, karena murid tidak bisa piket setiap hari.

Peran kepala sekolah, Agus Awaluddin, S.Pd., M.M.,M.Pd. sangat tampak pada kebijakan yang dibuat dengan memberikan porsi anggaran BOSP yang sangat mencukupi untuk mendanai program ini dalam hal pembelian bibit, pupuk organik, bahan pengemasan sampai dengan pemasaran hasilnya dengan memberikan imbauan agar para guru agar dapat membeli mentimun organik tersebut setelah dipanen.

Kegiatan yang diinisiasi oleh Guru Penggerak SMP 4 Jepara, Kibtiyah Sri Rahayu, S.Pd., Wakhid Budianto, S.Si, didampingi Sri Baruati, S.Pd. yang pernah bertugas sebagai Pengajar Praktik Program Guru Penggerak dan para wali kelas, guru karyawan ini, alhasil mendatangkan manfaat yang luar biasa dan tidak terduga sebelumnya. Selama proses belajar di kebun yang dibimbing oleh Guru Tamu para murid sangat antusias dalam mengurus tanaman dan hasilnya secara mandiri. Mereka bahu- membahu dalam menanam, menyiram tanaman, sampai dengan memanen, mengemas, dan memasarkan hasilnya.

Setelah melalui proses selama lebih kurang 40 hari sejak bibit ditanam, akhirnya  Selasa, 24 Juli 2024 dapat dilakukan Panen Perdana hasil mentimun ini. Dari lahan seluas lebih kurang 100 m² dapat menghasilkan 23 kg. mentimun segar. Hasil tersebut kemudian dicuci bersih, dikemas dengan plastik wrap, ditempeli stiker, kemudian dipasarkan oleh para murid kepada warga sekolah, guru karyawan bahkan juga para pengelola kantin. Seluruh proses dari panen tersebut melibatkan para murid, Guru Tamu, wali kelas, dan guru pendukung lainnya.

“Ini benar- benar membuat saya bersyukur kepada Allah Swt.yang telah menyediakan tanah luas di sekolah kami ini sehingga bisa dimanfaatkan sedemikian hebat, saya juga bangga akan hasil program mendatangkan guru tamu ini.” ujar kepala sekolah, Agus Awaluddin kepada suarabaru.id.

Lebih lanjut dia menyampaikan bahwa , “Program seperti ini harus dikembangkan, jika untuk program awal ini baru melibatkan 2 kelas, kami ingin mengupayakan ke depan dapat merata untuk semua kelas dan sedapat mungkin dengan Guru Tamu yang berbeda keahliannya.”

Terhadap pendukung kegiatan ini, terutama yang sudah bersedia membeli hasil tanam ini, suarabaru.id juga berhasil mewancarai Aris Setiasih untuk meminta testimoninya terhadap program ini, berikut petikannya, “Menurut saya program ini cukup sukses, hasilnya memuaskan, kemasannya juga baik, rasanya pasti segar karena langsung dipetik dari pohonnya dan langsung bisa dikonsumsi.”

Yang lebih menggembirakan lagi, Guru Tamu menyampaikan bahwa mentimun ini masih akan bertahan untuk di panen selama 30 hari ke depan. Itu artinya selama itu pula kebutuhan sayur mentimun segar organik warga SMP Negeri 4 Jepara akan tercukupi. Jika dirasa pemasaran untuk lingkungan guru karyawan sudah lebih dari cukup, para murid sudah berkomitmen untuk memasarkannya kepada orang tua maupun lingkungan sekitarnya. Dengan demikian, murid sekaligus bisa belajar berwira usaha, sejalan dengan Program Penguatan Profil Pelajar Pancasila dimensi kewirausahaan.

Hadepe – Sri Baruati