blank
Lodji Londo Coffee malam hari. Foto: Ning S

Lukman mengaku sering datang ke Lodji Londo untuk menikmati kopi hitam yang jadi andalannya. “Ke sini rutin, sebulan bisa satu sampai dua kali. Meski saya dari Kota Semarang ke sini membutuhkan waktu satu jam tetap saya sempatkan,” ujarnya.

Sementara itu, Alex yang merupakan pengunjung atau pelanggan tetap di Lodji Londo Coffee ini mengaku sangat suka menikmati minuman kopi dalam kesehariannya.

blank
Salah satu pengunjung Lodji Londo memesan kopi andalannya. Foto: Ning S

Alex merupakan salah satu pecinta kopi yang hampir setiap hari berkunjung di Lodji Londo. Menurutnya, kopi bukan lagi sekedar minuman yang terbuat dari biji tanaman kopi kemudian disangrai atau digiling lalu diseduh. Tapi kopi sudah menjadi sebuah alat komunikasi, sebuah bahasa.

“Kalau kita mengenal istilah, “yuk ngopi”, “coffee break”, “coffee time”, “ngopi dulu”, menjadi sebuah bukti bahwa kopi mampu merekatkan, menghubungkan para penikmatnya terlepas apapun selera kopi mereka,” ucapnya.

Pria asal Purworejo ini juga sudah menjajal hampir semua minuman kopi yang ditawarkan di Lodji Londo, mulai harga termurah hingga termahal. “Jangan ngaku pecinta kopi jika belum minum kopi di Lodji Londo Coffee,” tukasnya.

Ning S