blank
Foto bersama dengan komoditas petani jagung di desa Bira Tengah

SAMPANG(SUARABARU.ID) – Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Trunojoyo Madura, melalui kelompok 12 telah berhasil melakukan kegiatan produktif dengan para petani jagung di Desa Bira Tengah, Kecamatan Sokobanah, Kabupaten Sampang, Sabtu (13/7/2024).

Tema yang diambil dalam kegiatan ini yaitu “Pendampingan Pembuatan Pemanfaatan Limbah Batang Jagung dengan Campuran Bahan Organik lainnya Menjadi Pupuk Organik.

Desa Bira Tengah, yang terletak di kawasan Pantai Utara (Pantura) Kabupaten Sampang, dikenal sebagai desa penghasil pertanian yang beragam. Petani di desa ini mengandalkan tanaman jagung, padi, kacang dan sayuran sebagai mata pencaharian utama.

Permasalahan yang terjadi yaitu karena ketersediaan pupuk organik masih terbatas. Kegiatan pelatihan ini dihadiri oleh 20 para petani jagung di desa Bira Tengah. Mereka aktif mengikuti setiap tahap pembuatan pupuk organik dengan penuh semangat. Petani juga diberikan kesempatan untuk langsung mencoba membuat pupuk organik dari limbah batang jagung dan bahan-bahan organik lainnya yang digunakan dalam kegiatan ini.

Melalui program yang dicanangkan mahasiswa KKN 12 yang berkolaborasi dengan petani jagung, bertujuan untuk mengolah limbah batang jagung menjadi pupuk organik dengan bahan yang ada di sekitar. Pupuk organik yang diolah dapat berguna untuk meningkatkan kesuburan tanah.

blank
Proses Pembuatan Pupuk Organik dari Limbah Batang Jagung

Nana, selaku pemateri mahasiswa KKN yang terlibat dalam kegiatan ini menjelaskan, bahwa alasan pemilihan batang jagung sebagai pupuk organik yaitu mengoptimalkan limbah batang jagung yang melimpah di desa tersebut

“Batang jagung merupakan limbah pertanian yang sering kali dibuang atau dibakar oleh petani. Mengolah limbah batang jagung menjadi pupuk organik dapat mengurangi jumlah limbah yang mencemari lingkungan serta pupuk organik dari batang jagung dapat digunakan sebagai alternatif yang lebih ekonomis dan lebih efektif dalam meningkatkan kesuburan tanah,” ujar Nana

Proses pembuatan pupuk organik yang disampaikan Nana sangat sederhana. Proses pertama pembuatan pupuk organik dilakukan ditempat dengan volume minimal 1 m3, kedua mencacah limbah batang jagung dengan ukuran 10-15 cm, ketiga melarutan EM4 dan molase/gula dengan air (50 ml/ 5tutup botol EM4 + 50 ml molase/50 ml gula + 10 liter air), kemudian menumpuk limbah batang jagung yang telah dicacah dan dapat ditambahkan bahan lainnya seperti rumput hingga ketinggan 20 cm, kemudian ditambahkan pupuk kandang dan dicampurkan dengan larutan yang telah dibuat hingga lembab.

“Selain menggunakan EM4 sebagai dekomposer dapat juga menggunakan mol atau mikroorganisme lokal yang dapat dibuat sendiri. Salah satu mol yang dapat diproduksi sendiri yaitu menggunakan kulit nanas, air kelapa dan gula merah”. tambahnya.

blank
Sosialisasi Pemaparan Materi Pembuatan Pupuk Organik

Sementara Moh. Hamidi, sebagai kepala dusun serta ketua kelompok tani di desa Bira Tengah, menyampaikan bahwa pupuk pada masa sekarang terbatas sehingga tanah tidak terlalu subur dan hasil jagung pada saat panen kurang baik.

“Semoga masyarakat desa dapat menerapkan seterusnya cara pembuatan pupuk organik ini, karena untuk bahan bahanya dapat ditemukan sangat mudah dan dapat membantu dalam memperbaiki hasil panen petani” ujar Moh. Hamidi

Ia juga mebuturkan, program yang dilaksanakan ini harapannya setelah implementasikan dapat meningkatkan produktivitas masyarakat.

Tak hanya itu, salah satu masyarakat yang menghadiri kegiatan kali ini juga menyampaikan bahwa kegiatan ini sangatlah bermanfaat dan menambah pengetahuan tentang pemanfaatan kembali limbah yang selama ini dibuang begitu saja.

“Kami merasa sangat gembira bisa mengikuti setiap tahap pembuatan pupuk ini, karena kami dapat memanfaatkan limbah yang selama ini sering dibuang untuk meningkatkan kesuburan tanah secara alami. Terima kasih kepada mahasiswa yang telah berkolaborasi dengan kami, petani di Desa Bira Tengah, dalam menciptakan solusi praktis dan ekonomis ini”, ujar Muawwanah.

Taufiq selaku Koordinator Desa KKN 12 Universitas Trunojoyo Madura, menyatakan tujuan utama dari kegiatan ini adalah memberikan solusi praktis dan ekonomis bagi petani dalam memanfaatkan limbah batang jagung secara efisien. Dengan demikian, diharapkan masyarakat petani dapat memproduksi pupuk organik sendiri, mengurangi ketergantungan pada pupuk komersial yang saat ini masih terbatas ketersediaannya.

Melalui kerjasama yang baik antara mahasiswa KKN, Pemerintah Desa, dan masyarakat setempat, program ini dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi perkembangan dan kesejahteraan Desa yang berkelanjutan.

Penulis: Kalsum Dela Yuli Agustin dan Tim KKN 12, Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura

DPL: Gatoet Poernomo, SH., MHum

Editor: Hadepe