blank
Kepala SDN 9 Jambu Enny Nuryatie bersama Koordinator Program Adiwiyata Farah Ika Ermila setelah menerima piagam Sekolah Adiwiyata. Foto: SDN 9 Jambu

JEPARA(SUARABARU.ID) – Peringatan Hari Lingkungan Hidup tingkat Provinsi Jawa Tengah tahun 2024, menjadi momen istimewa bagi keluarga besar SDN 9 Jambu, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara. Karena ditetapkan menjadi Sekolah Adiwiyata Provinsi Jawa Tengah, sekolah ini turut diundang pada puncak peringatan yang berlangsung Selasa, 25 Juni 2024 di Kebun Raya Baturraden, Banyumas. Mereka menerima piagam penghargaan dari Penjabat (Pj.) Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana.
Kepala SDN 9 Jambu Enny Nuryatie mengaku, sekolahnya telah menjalankan Program Adiwiyata sejak tahun 2017. Sebelumnya, sekolah ini telah ditetapkan sebagai Sekolah Adiwiyata Kabupaten Jepara. “Kami melakukan banyak kegiatan dalam program ini. Intinya, tidak hanya menjadikan lingkungan sekolah hijau dan asri, tapi juga mengajak siswa memiliki karakter berwawasan lingkungan,” kata Enny Nuryati kepada media pada Rabu (10/7/2024) pagi.
Dia mengakui, salah satu inovasi yang dilakukan di sekolahnya adalah mengenalkan tanaman cincau hijau (Cyclea barbata miers) kepada siswa. Tumbuhan yang ditanam secara stek sejak beberapa tahun lalu di halaman belakang sekolah ini, kata Enny, tidak hanya digunakan untuk penghijauan di lingkungan sekolah.

blank
Guru mengajak siswa membuat cincau hijau

“Ada banyak program yang bisa kami jalankan dengan memanfaatkan tanaman ini, yakni Adiwiyata dan pelaksanaan P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Kurikulum Merdeka,” tandas Enny Nuryatie.
Dia mengakui, keberadaan tanaman cincau hijau dimanfaatkan oleh para guru untuk melakukan inovasi pembelajaran berupa pembuatan produk olahan, minuman cincau hijau.

blank
Koordinator  Program Adiwiyata Farah Ika Ermila menerangkan, pada implementasi Kurikulum Merdeka, pengolahan potensi cincau hijau berkorelasi dengan sejumlah tema dalam P5.
“Di jenjang SD, inovasi pembuatan produk olahan cincau hijau setidaknya dapat dimanfaatkan untuk kontekstualisasi dua tema P5, yakni tema Gaya Hidup Berkelanjutan dan tema Kewirausahaan,” kata Farah.

Pada salah satu dokumen inovasi yang dikirim ke Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Jawa Tengah, inovasi pembuatan minuman cincau hijau disertakan. Inovasi ini dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Pada RPP ini, pembentukan profil Pelajar Pancasila dilakukan dengan penanaman karakter religius, mandiri, dan gotong royong. Karakter ini bisa ditanamkan selama proses pembuatan minuman cincau hijau yang dilakukan bersama-sama.
Menurut Farah, beberapa kegiatan lain juga dilakukan di sekolah dalam Program Adiwiyata. Siswa di sekolahnya tidak hanya dikenalkan cara memilah sampah, tapi sudah sampai tahap pengurangan sampah dari sumbernya. Kantin sekolah mengurangi penggunaan plastik pada kemasan makanan dan minuman yang dijual.
“Siswa telah lama diajak membawa wadah minuman dan makanan dari rumah. Minuman yang dibeli di kantin, dituang ke gelas yang dibawa siswa dari rumah. Setelah digunakan, gelas dicuci lalu disimpan di kelas masing-masing,” katanya.
Sampah organik di sekolah dijadikan sumber pembuatan pupuk kompos.

blank

Sedangkan sampah anorganik digunakan untuk membuat berbagai produk bermanfaat seperti tas, hiasan, vas, dan sebagainya. Sebagian dimanfaatkan langsung, sebagian disimpan di almari kaca yang ada di sekolah.
Oleh guru, siswa juga diajak mengecat warna-warni puluhan botol kemasan minuman yang kemudian dimanfaatkan sebagai pot gantung. Selain memperindah lingkungan sekolah, kegiatan ini menjadikan sekolah makin hijau. Di sudut halaman sekolah, ada sebuah taman yang diperindah dengan meja, kursi, dan hiasan warna-warni dengan memanfaatkan bahan bekas, mulai dari kaleng cat, ban, hingga botol minuman.

Hadepe

blank