Kiai Miftah Abu, sosok bersahaja dari Desa Karangrandu.

JEPARA (SUARABARU.ID)- Peringatan Haul ke-9 KH. Miftah Abu yang akan jatuh pada Jumat, (5/7/2024) akan dihadiri oleh Ketua Tanfizdiyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jepara, KH. Charis Rohman. Kiai Charis, sapaan akrabnya, akan menjadi pembicara dalam pengajian umum di rangkaian acara haul tersebut.

Mengenal lebih dekat Kiai Miftah Abu, berikut biografi singkatnya, guru ngaji di kampung Karangrandu, Pecangaan dan salah satu pendiri Yayaysan Al-Alawiyah.

Masa Kecil Kiai Miftah Abu

Kiai Miftah Abu lahir di Desa Geneng Batealit tahun 1941 dari pasangan Mbah Abu Sujak dan Mbah Marsiah. Kiai Miftah merupakan putra ketiga dari sepuluh bersaudara. Sejak kecil beliau dididik ilmu agama dengan ketat oleh ayahnya yang merupakan modin (seorang pemangku agama Islam di sebuah desa).

Setelah beranjak remaja Kiai Miftah melanjutkan pendidikan dengan memperdalam ilmu agama di beberapa Pesantren. Tercatat Pesantren Balekambang yang pada waktu itu diasuh oleh Kiai Abdullah Hazdiq pernah dijadikan tempat menuntut ilmu. Setelah itu Kiai Miftah melanjutkan ke Pesantren Bareng di Jekulo Kudus kemudian yang terakhir di Pesantren Nailun Najah. Desa Penjalin, Brangsong Kendal, yang diasuh oleh Kiai Ridwan.

Kiai Miftah adalah salah satu murid kesayangan Kiai Ridwan. Pada saat itu Kiai Miftah juga hendak dijodohkan dengan keponakan Kiai Ridwan. Namun karena sakit Kiai Miftah akhirnya pulang ke Jepara dan boyong dari pondok.

Mendirikan Yayasan Al-Awaliyah

Setelah boyong dari pondok Kiai Miftah menikah dengan perempuan asal Karangrandu bernama Maslihah. Ini terjadi di sekitar tahun 1970. Kiai Miftah akhirnya menetap di Karangrandu, dan menjadi guru ngaji. Dari pernikahan ini Kiai Miftah dikaruniai 5 Orang Anak.

Di Karangrandu pula Kiai Miftah turut mendirikan dan membesarkan yayasan Al-Alawiyah bersama Habib Abu bakar Alkaf yg waktu itu merupakan ketua yayasan. Sepeninggal Habib Abu bakar, Kiai Miftah kemudian menjadi ketua yayasan.

Di Jam’iyyah Nahdlatul Ulama, Kiai Miftah tercatat sebagai Rais Syuriah MWC NU Pecangaan setelah terjadi pemisahan antara Kecamatan Pecangaan dan Kalinyamatan. Kiai Miftah juga tercatat pernah menjadi Ketua MUI Pecangaan.

Hingga menjelang  wafatnya, Kiai Miftah masih menjabat sebagai Rais Syuriah MWCNU Pecangaan dan Ketua MUI Pecangaan. Kiai Miftah wafat di usia 75 tahun pada bulan Oktober 2015.

ua