Museum Sangiran jadi jujugan kegiatan Jateng On The Spot Media Fujian di hari ketiga (3/7/2024). Foto: Ning S

KARANGANYAR (SUARABARU.ID) – Museum Manusia Purba Sangiran atau Museum Sangiran menjadi jujugan kegiatan Jateng On The Spot Media Fujian di hari ketiga yang diselenggarakan oleh Disporapar Provinsi Jawa Tengah, Rabu (3/7/2024).

Di Museum Sangiran, mereka diajak menyaksikan tayangan video tentang sejarah manusia purba dan berkeliling museum untuk dikenalkan jenis-jenis manusia purba hingga penemunya.

Dwi Ningsih selaku pengelola Museum Sangiran menjelaskan, Museum Sangiran merupakan museum arkeologi yang terletak di dua kabupaten, yaitu Sragen dan Karanganyar. “Memiliki lima klaster, empat diantaranya terletak di Kabupaten Sragen, sedangkan satu klaster terletak di Kabupaten Karanganyar,” ujar Dwi.

Dwi mengatakan, didirikannya Museum Sangiran adalah untuk menyelamatkan dan mengamankan kawasan situs Sangiran, serta meningkatkan daya tarik wisata skala nasional dan internasional.

Museum Sangiran jadi jujugan kegiatan Jateng On The Spot Media Fujian di hari ketiga (3/7/2024). Foto: Ning S

Diketahui, di Museum Sangiran ini memuat banyak sekali kerang-kerang, penyu, maupun manusia purba. Sedangkan fosil-fosil yang disajikan dikelompokkan menjadi beberapa, yaitu berdasarkan era atau tahun berapa fosil ini berasal. Selain itu juga banyak fosil-fosil diantaranya buaya, kuda nil dan lainnya.

Berdasarkan situs Sangiran, telah ditemukan sekitar 100 fosil manusia purba jenis Homo Erectus antara tahun 1936 hingga 1941 oleh ahli paleoantropologi asal Belanda, yakni GHR von Koenigswald.

Dwi berharap masyarakat ataupun publik bisa mengetahui kehidupan pada masa pra sejarah di Indonesia ini.

“Harapan kami masyarakat atau publik bisa menikmati dan mengetahui kehidupan masa prasejarah di Indonesia,” ujarnya.

Dwi menyebut, museum yang paling banyak dikunjungi masyarakat ada di Klaster Krikilan. “Ya rata rata lumayan banyak jumlahnya. Mereka mayoritas dari kalangan pelajar dan umum. Untuk museum lainnnya, kita akan terus promosikan kepada masyarakat agar mereka mengetahui dan mengenalnya,” ungkap Dwi.

Dwi menambahkan, dengan hadirnya Media Fujian di Museum Sangiran ini diharapkan akan menjadi daya tarik pengunjung lain termasuk dari negara lain. “Semoga mereka mampu menarik lebih banyak pengunjung dari China maupun negara lainnya,” harap Dwi.

Ning S