Database milik Pemkot Semarang diretas oleh hacker berinisial AngelGF dan diduga data tersebut tersebar di forum dark web. foto : Tangkapan layar akun X @FalconFeeds.io

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Database milik Pemerintah Kota Semarang dibobol oleh oknum tidak bertanggung jawab. Akibat peretasan tersebut sejumlah data penting diduga tersebar di forum dark web.

Hal ini diketahui setelah kejadian tersebut viral dan diunggah oleh salah satu akun media sosial X Bernama @FalconFeeds.io pada Rabu 26 Juni 2024 sekira pukul 00.41 WIB.

Another breach hits Indonesia : Semarang City Government Leak

Leaked by: AngelGF on BreachForums

Semarang City Government (http://semarangkota.go.id) – The Database of the Semarang City Government has been leaked, marking another significant data breach in Indonesia

#Databreach #Indonesia

Tak ketinggalan, dibawah penjelasan atas peretasan database Pemkot Semarang tersebut juga tercantum gambar tangkapan layer dari situs dark web yang ditengarai menjadi tempat tersebarnya data-data tersebut.

Sejak diunggah ke media social terkait peretasan itu, postingan tersebut telah dilihat oleh sekira 45 ribu viewers dan terus bertambah sejak berita ini diturunkan.

Beberapa komentar netizen warga dunia maya yang menanggapai atas kejadian tersebut sangat beragam dan rata-rata menyayangkan atas rentannya system keamanan yang diterapkan.

“Ya gimana orang web server dan databasenya aja cuma pake XAMPP,” kata akun @EnzoMarvino yang menanggapi postingan yang viral tersebut.

Kepala Diskominfo Kota Semarang, Soenarto.

Sementara itu, Kepala Diskominfo Kota Semarang, Soenarto, ketika dikonfirmasi saat rapat Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2025 bersama DPRD Kota Semarang membenarkan atas adanya kejadian peretasan tersebut.

Atas kejadian tersebut, Soenarto, pada Rabu pagi hari 26 Juni 2024 langsung melakukan koordinasi bersama jajaran staff Diskominfo untuk meningkatkan kewaspadaan dan melakukan evaluasi sistem keamanan.

“Pagi tadi kami mengumpulkan tim untuk menindaklanjuti informasi yang beredar mengenai kebocoran data, namun hingga saat ini berdasarkan log yang ada, situasinya masih aman,” jelas Soenarto.

Soenarto menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai upaya pencegahan kebocoran data. Menurutnya, pengelolaan teknologi informasi berbasis online memang rentan terhadap gangguan atau kesalahan sistem.

Disinggung soal data apa saja yang telah diretas dan diduga tersebar di dark web, Soenarto menyatakan bahwa sejauh ini database yang ada masih aman karena dari log menunjukkan belum ada pihak luar yang berhasil masuk.

“Log menunjukkan bahwa belum ada pihak luar yang mencoba masuk. Namun, kami tetap meningkatkan kewaspadaan dan terus memantau perkembangan, karena itu sangat penting untuk menjaga keamanan,” katanya.

Dirinya menambahkan, atas kejadian tersebut Diskominfo telah meningkatkan jumlah sumber daya manusia (SDM) untuk menjaga dan mengendalikan malware. Selain itu, evaluasi terhadap aplikasi dan website yang berpotensi memiliki celah kebocoran terus dilakukan untuk segera diperbaiki.

“Kami memiliki tim pengendali malware. Sebelumnya, ada keluar masuk yang tidak diinginkan ke website kami, tetapi sekarang sudah banyak berkurang setelah dilakukan screening,” katanya.

Dirinya juga menjelaskan bahwa pemeliharaan dan pengawasan juga dilakukan terhadap website di masing-masing kelurahan. Bahkan, sejak dua tahun yang lalu, seluruh pengelolaan website kelurahan telah diintegrasikan satu pintu dengan Diskominfo untuk mengantisipasi kebocoran.

Hery Priyono

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini