Yang kedua, kata dia, budaya instan membuat fakta-fakta di sekitar kita luput dari perhatian wartawan. Dicontohkan, beberapa peristiwa di Tanah Air yang sempat viral dan butuh sikap kritis dari wartawan yaitu kisah Ratna Sarumpaet, kasus Sambo, dan sumbangan Rp 2 Triliun untuk penanganan Covid-19.
”Banyak pernyataan dari narasumber yang tidak dikejar lagi, dicermati secara seksama. Maka dari itu tujuan SJI di sini mengasah wartawan agar berpikir kritis,” ujar tutor online di Universitas Terbuka dan widyaiswara di Pusdiklat Kemenkominfo ini.
Selain itu, kata dia, SJI juga mengemban misi yaitu mengemban amanah sejarah, karena PWI sebagai organisasi tertua yang menyandang nama Indonesia dan lahir sebagai cetusan tokoh-tokoh pergerakan. Wawasan kebangsaan, lanjut Ahmed, perlu diingatkan lagi.
”Apalagi dinamika global tengah terjadi. Misalnya perang Rusia-Ukraina , Israel – Hamas Palestina atau konflik Laut Cina Selatan. Di sini, di mana perspektif kebangsaan kita melihat kasus ini? Isu-isu global dan domestik yang akan kita asah bersama. Terakhir wartawan juga dituntut punya multiskill dan multitasking, sehingga tak bukan zamannya lagi wartawan hanya jago ngetik,” imbuh mantan wartawan Majalah Mutiara dan Tempo ini.
Rekam Jejak Bagus
Disinggung soal mengapa Semarang dipilih sebagai kick-off SJI? Ahmed yang didampingi Ketua Komisi Pendidikan dan Pelatihan PWI Pusat Marah Sakti Siregar mengatakan, terpilihnya Semarang karena PWI Jateng punya rekam jejak sebagai organisasi yang komitmen dan produktif menggelar program peningkatan SDM wartawan.
Apalagi tokoh-tokoh pers dari PWI Jateng juga menonjol dan memberikan sumbangsih bagi kemajuan jurnalisme di Tanah Air.
Dijelaskan dia, pengajar dan mata ajar pada SJI dikurasi oleh tim kurator yang dipimpin Marah Sakti. Soal kurikulum, SJI memadukan kurikulum Unesco yang universal dan sekolah jurnalistik tertua dan terbaik di Amerika Serikat yaitu Missouri School of Journalism.
Sementara itu, Ketua PWI Jateng Amir Machmud NS menyambut baik terselenggaranya SJI di Kota Semarang. Dia berharap, setelah mengikuti sekolah ini, wartawan di Jateng memiliki kemampuan lebih, dan produk karyanya makin berbobot.
Ning S