RUMAH ASPIRASI - Di rumah aspirasi, Balon Wali Kota Tegal, Faruq Ibnul Haqi didampingi Ketua Tim Suprianto memberikan keterangan kepada wartawan, Kamis 13 Juni 2024. Foto: Sutrisno

TEGAL (SUARABARU.ID) – Puluhan emak-emak dari Kelurahan Debong Lor, Debong Kidul, Debong Lor, Pesurungan Kidul dan Margadana, Kota Tegal mendatangi rumah aspirasi Faruq Ibnul Haqi Jalan Kapten Sudibyo Kota Tegal, Kamis (13/6/2024).

Di hadapan bakal calon (balon) Wali Kota Tegal Faruq Ibnul Haqi, emak-emak menyampaikan terkait belum adilnya pembagian Bansos seperti PKH, BLT dan bantuan lainnya.

Fitri (30) warga Debong Lor mengaku selama ini belum pernah dapat bantuan dari pemerintah baik Bansos ataupun PKH. Padahal dirinya janda anak 3 yang masih kecil-kecil, dengan usia paling besar 11 tahun. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari ia membuka warung kecilan. Dengan minta bantuan modal ke Baznas.

“Saya penginnya orang seperti saya janda dapat bantuan bansos maupun PKH. Yang saya lihat selama ini orang yang dapat bantuan orang-orang yang ekonominya mapan dan punya motor. Sedangkan saya tidak pernah dapat bantuan apapun,” ujar Fitri.

Fitri berharap kepada calon  Wali Kota Faruq Ibnul Haqi, nanti jika jadi Wali Kota ada perubahan dalam penyaluran bantuan dan kemudahan untuk mendapatkan modal usaha.

“Mudah-mudahan kalau pak Faruq menang ada perubahan, orang seperti saya mendapat bantuan,” harapnya.

Terkait keluhan emak-emak, Faruq Ibnul Haqi mengatakan banyak aspirasi yang disampaikan terkait bantuan yang tidak tepat sasaran. Untuk itu perlu adanya proses verifikasi pendataan agar tepat sasaran. Karena ada warga yang kategori warga miskin ternyata belum mendapatkan bantuan.

Seperti tadi ada keluhan dari  janda anak 3 membutuhkan modal usaha. Kedepan kami bersama tim akan menyusun formulasi dan solusi untuk mengatasi permasalahan sosial.

“Saya yakin ini persoalan political will (komitmen pemangku kebijakan atau pengambil keputusan utama terkait solusi kebijakan atas masalah tertentu). Kalau ini berani dieksekusi saya yakin tidak memberatkan APBD,” ujar Faruq.

Solusi lain kata Faruq, warga yang mempunyai usaha kecil-kecilan (UMKM) diberikan modal tanpa bunga pastinya ini bisa memberdayakan masyarakat dan bentuk kehadiran pemerintah di tengah masyarakat di saat ekonomi sulit. Namun, ini perlu formasi dan diskusi dengan lembaga keuangan tentunya.

“Kita akan lihat dulu sejauh mana kemampuan keuangan daerah. Tapi saya sepakat ibu-ibu rumah-tangga ini yang ingin melakukan aktifitas ekonomi kita suport dan pemerintah harus hadir,” pungkasnya.

Sutrisno