blank
Kepala DKK Kab. Jepara bersama peserta pelatihan

JEPARA (SUARABARU.ID) – Dalam upaya menurunkan angka stunting di Kabupaten Jepara, Pemerintah Kabupaten Jepara mengadakan pelatihan penyiapan dan pembuatan menu Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbahan pangan lokal. Pelatihan ini diikuti oleh kader dari 191 desa dan berlangsung di Aula Lantai 3 Gedung OPD Bersama Jalan Kartini No. 1, pada tanggal 5-6 Juni 2024.

Acara ini dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara, Dr. Mudrikatun, S.SiT, SKM, MM.Kes, MH, Bdn. yang menyampaikan pentingnya kegiatan ini dalam meningkatkan gizi balita dan ibu hamil melalui pemanfaatan pangan lokal. “Pelatihan ini diharapkan dapat membekali para kader dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan PMT berbahan pangan lokal. Dengan demikian, kita dapat mendorong kemandirian pangan dan gizi keluarga serta menurunkan angka stunting di Kabupaten Jepara,” ujarnya.

blank
Kepala DKK Kab. Jepara saat memberikan sambutan

Pelatihan ini melibatkan fasilitator dari Persatuan Ahli Gizi Kabupaten Jepara dan Tim Warung Sehat Puskesmas Tahunan. Para peserta mendapatkan materi tentang cara mengolah bahan pangan lokal menjadi makanan tambahan yang bergizi bagi balita dan ibu hamil.

Indonesia memiliki kekayaan hayati yang luar biasa dengan 77 jenis sumber karbohidrat, 30 jenis ikan, 6 jenis daging, 4 jenis unggas, 4 jenis telur, 26 jenis kacang-kacangan, 389 jenis buah-buahan, 228 jenis sayuran, dan 110 jenis rempah dan bumbu (Badan Ketahanan Pangan, 2020 dan Neraca Bahan Makanan, 2022). Potensi ini harus dimanfaatkan secara maksimal untuk mendukung program PMT.

Sasaran dari program PMT Lokal ini mencakup berbagai kelompok rentan dengan perincian sebagai berikut: Balita yang mengalami Weighfaltering akan mendapatkan PMT selama 14 hari, balita Wasting selama 60 hari, dan balita Underweight selama 30 hari. Selain itu, balita yang mengalami Stunted akan menerima PDK (Susu Pertumbuhan) selama 90 hari. Program ini juga menyasar ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan ibu hamil berisiko KEK, yang akan menerima PMT selama 120 hari. Tujuan dari penyaluran PMT ini adalah untuk memperbaiki status gizi dan kesehatan mereka, sehingga dapat mengurangi prevalensi stunting dan masalah gizi lainnya di Kabupaten Jepara.

Ibu hamil KEK adalah ibu hamil dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) pra hamil atau pada trimester 1-2 sebesar <18,5 kg/m2, sedangkan ibu hamil risiko KEK adalah ibu hamil dengan ukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA) < 23,5 cm.

Dalam sambutannya, Dr. Mudrikatun juga menekankan pentingnya edukasi gizi dan kesehatan untuk perubahan perilaku, seperti dukungan pemberian ASI, edukasi dan konseling pemberian makan, serta kebersihan dan sanitasi keluarga. “Dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari pelatihan ini, para kader dapat menjadi ujung tombak dalam penanggulangan masalah gizi di desa masing-masing,” tambahnya.

Para peserta pelatihan juga memberikan tanggapan positif terkait kegiatan ini. Salah satu kader dari Desa Karimun, Siti Nurhayati, menyampaikan antusiasmenya, “Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi kami. Kami jadi lebih paham cara mengolah bahan pangan lokal menjadi makanan tambahan yang bergizi untuk balita dan ibu hamil. Semoga ilmu yang kami dapatkan bisa segera diterapkan di desa kami untuk membantu menurunkan angka stunting.”

Peserta lainnya, Sumiyati dari Desa Kalinyamatan, menambahkan, “Kami sangat berterima kasih atas kesempatan ini. Dengan adanya pelatihan ini, kami tidak hanya mendapatkan pengetahuan baru, tetapi juga keterampilan praktis yang bisa langsung diterapkan. Kami berharap kegiatan seperti ini terus dilakukan agar semakin banyak kader yang terampil dan siap membantu meningkatkan gizi masyarakat.”

Diharapkan, setelah mengikuti pelatihan ini, para kader dapat menerapkan dan mempraktikkan pengetahuan yang telah didapatkan dalam menyelenggarakan PMT lokal bagi balita dan ibu hamil, sehingga dapat berkontribusi secara signifikan dalam upaya penurunan stunting di Kabupaten Jepara.

Sindi – Asrori