WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Para petani Kakao (Coklat) Desa Slogoretno, Kecamatan Jatipurno, Kabupaten Wonogiri, melakukan studi lapangan ke Desa Wisata Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kegiatan ini, dipimpin Kepala Desa (Kades) Slogoretno, Suparmanto dengan melibatkan Badan Perwakilan Desa (BPD).
Tokoh masyarakat, Tarmin, Senin (2/6/24), mengabarkan, studi lapangan tersebut merupakan bagian kegiatan dari Program Ketahanan Pangan Desa Slogoretno Tahun 2024. Tujuannya, untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para petani dalam membudidayakan tanaman Kakao. Juga belajar tentang pengembangan potensi wisata desa berbasis pertanian perkebunan.
Desa Nglanggeran merupakan salah satu desa wisata yang ada di Yogyakarta. Desa ini berlokasi di Kecamatan Patuk, Kabupaten GunungKidul. Nglanggeran menjadi salah satu desa yang berhasil masuk ke dalam Top 100 Destinasi Berkelanjutan Dunia versi Global Green Destinations Days (GGDD) Tahun 2018.
Nglanggeran memiliki potensi wisata alam, wisata budaya, dan wisata edukasi. Menyimpan Gunung Api Purba dan Kampung Pitu. Gunung Api Purba Nglanggeran memiliki elevasi + 700 Meter Dari Permukaan Laut (MDPL). Pelancong dapat melihat keindahan sinar matahari terbit (sunrise) pada pagi hari, dan sunset (saat terbenam) saat petang.
Kampung Pitu merupakan wisata budaya unik di Desa Nglanggeran. Lokasinya berada di puncak sebelah timur Gunung Api Purba. Pitu berarti tujuh. Kampung Pitu memiliki tujuh Kepala Keluarga (KK), yang bermukim di puncak Gunung Api Purba.
Sebagai wisata desa berbasis pertanian perkebunan, Nglanggeran memiliki embung untuk tandon air guna pengembangan tanaman Kakao (Coklat). Juga memiliki Griya Coklat yang melakukan proses produksi mengolah biji Kakao menjadi bubuk Coklat.
Griya Coklat
Pelancong yang datang ke Griya Coklat, dapat menyaksikan proses produksi aneka ragam olahan coklat. Di Griya Coklat. Para wisatawan, dapat membeli hasil produk olahan coklat dan juga menikmati minuman coklat dengan varian beragam cita rasa, sebagai menu unggulan kuliner Nglanggeran.
Dalam melalukan studi lapangan ke Nglanggeran, para petani dari Slogoretno, Kecamatan Jatipurno, Kabupaten Wonogiri, mendapat kesempatan untuk belajar tentang teknik budidaya Kakao yang baik dan benar. Mereka diajari cara memilih bibit unggul, sampai teknis pembudidayaannya. Termasuk perawatan serta mengendalikan hama dan penyakit.
Para petani dari Slogoretno, Jatipurno, Wonogiri, juga diajak untuk mengunjungi tempat pengolahan Kakao. Di tempat wisata edukasi ini, mereka belajar tentang proses pengolahan Kakao dari biji kering menjadi berbagai produk olahan, seperti bubuk kakao, jenang dodol kakao, coklat batangan dan lain-lain.
Para petani dari Slogoretno, Jatipurno, Wonogiri, juga mendapatkan pemahaman tentang upaya mengintegrasikan potensi unggulan tanaman perkebunan Kakao dengan pengembangan wisata desa. Harapannya, para petani Slogoretno dapat terinspirasi dengan keberhasilan Desa Nglanggeran, dalam mengembangkan wisata berbasis pertanian.
Kepala Desa (Kades) Slogoretno, Suparmanto, menyatakan, studi lapangan yang menjadi bagian dari program Ketahanan Pangan Desa Slogoretno Tahun 2024 ini, merupakan salah satu upaya Pemerintah Desa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Harapannya, para petani Kakao di Slogoretno, mendapatkan tambahan bekal untuk meningkatkan budidaya Kakao, agar meningkat pendapatan dan kesejahteraannya.
Pogram ini, diharapkan dapat membantu para petani Slogoretno untuk meningkatkan potensi tanaman Kakao yang sudah ada sejak dari 20 tahun lalu. Dengan teknis budidaya yang maksimal, diharapkan Kakao Slogoretno dapat menjadi komoditas unggulan, dan mampu meningkatkan ekonomi desa serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Bambang Pur