SEMARANG (SUARABARU.ID) – Anggota DPRD Jateng, Yudi Indras Wiendarto menyebut, tujuan study tour harus terukur. Harus ada muatan edukasi yang bersifat meningkatkan serta mengembangkan melalui belajar langsung dengan obyek.
“Study tour juga harus didukung dengan sarana transportasi yang memadai dan dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu drivernya harus benar-benar pengemudi yang profesional. Lokasinya tidak rentan dengan musibah atau bencana,” kata Yudi dalam Focus Group Discussion (FGD) terkait Pro Kontra Study Tour bersama anggota DPRD Jateng di Hotel Horison, Semarang, Jumat (31/5/2024).
Kegiatan tersebut dilaksanakan karena masih menjadi perdebatan di kalangan masyarakat. Yudi sendiri setuju jika study tour tetap diadakan untuk menunjang kualitas pendidikan anak didik, dengan catatan mekanismenya harus dibenahi dan dilaksanakan dengan seprofesional mungkin.
Akademisi dari Unnes, Yuli Utanto yang juga menjadi pembicara menyampaikan perlunya kerja sama dengan pihak ketiga termasuk steakholder. “Perlu kerja sama dengan stakeholder agar biaya study tour siswa bisa ditekan. Apalagi jika ada tempat wisata yang bernuansa edukasi, dan bisa menggratiskan siswa hadir di lokasi tersebut,” katanya.
Sementara itu Perwakilan dari Dinas Pariwisata, Endro menambahkan, bahwa potensi kehadiran siswa di tempat-tempat wisata melalui study tour sangatlah besar. Menurut catatan di tahun 2023 menyebutkan kontribusi kunjungan siswa di destinasi wisata di Jawa Tengah mencapai hingga 10 juta lebih pengunjung.
“Jadi sangat disayangkan jika study tour ditiadakan. Fokus perhatiannya harus lebih tertuju pada profesionalitas penyerta kegiatan study tour. Study tour juga berdampak pada meningkatnya perekonomian masyarakat,” imbuhnya.
Ning S