KOTA PEKALONGAN (SUARABARU.ID) – Keberadaan Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) menjadi mitra Pemerintah sangat berpotensi mendukung terciptanya sumber daya manusia yang terampil. Oleh sebab itu LPK sangat strategis mencetak tenaga yang kompeten.
Salah satunya LPK Nisfisano, tidak hanya bersinergi dengan Pemerintah Kota Pekalongan melalui instansi terkait, sejak tahun 2017 sampai 2024 menyelenggarakan Program Kecakapan Wirausaha (PKW) dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbud Ristek RI).
Program ini merupakan layanan pendidikan melalui kursus dan pelatihan untuk memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan menumbuhkan sikap mental wirausaha dalam mengelola potensi diri dan lingkungan yang dapat dijadikan bekal untuk berwirausaha. PKW menyasar masyarakat usia 15-25 tahun yang tidang sedang menempuh pendidikan dan tidak bekerja.
Ketua Lembaga Pelatihan Kerja Nisfisano Pekalongan, Nakiroh menjelaskan bahwa sejak tahun 2017 hingga 2024 lembaga miliknya dipercaya untuk memberikan pendampingan kepada masyarakat agar siap berwirausaha. Ia menjelaskan bahwa di tahun 2024, sebanyak 30 peserta dengan usia produktif mengikuti PKW selama 30 hari atau 150 jam.
“Pada tahun ini kami mengajukan 72 peserta, namun dari Kemendikbud Ristek yang disetujui 30 peserta sedang kami bimbing dan bina. Tahun ini kami berikan pelatihan menjahit, mulai dari mendesain, mengukur tubuh pelanggan, membuat pola, memotong kain, menjahit, finishing, sampai dengan pemasaran,” terangnya.
Pihaknya juga menggandeng beberapa pelaku UMKM yang sudah berhasil mengembangkan usahanya, mereka juga merupakan alumni peserta PKW. “Tidak hanya pengusaha, kami juga menggandeng perbankan dan koperasi untuk mendukung ketika mereka terjun ke dunia usaha. Selain itu kami kenalkan peserta bagaimana cara memasarkan produk melalui digital platform yakni lazada dan shopee,” katanya.
Dalam pelatihan tersebut, peserta diarahkan membentuk suatu perusahaan kecil yang terdiri dari pimpinan dan karyawan untuk melakukan proses pembuatan produk sampai dengan pemasaran. “Peserta ini terdiri dari 30 orang, saya bentuk 2 kelompok perusahaan kecil untuk bersaing, setelah mendapatkan sanggan atau pesanan dari UMKM mereka langsung memproduksi dan menghitung omset yang didapat. Dengan simulasi ini, diharapkan dapat menjadi gambaran sehingga mereka paham bagaimana menjalankan usahanya nanti,” tuturnya.
Lebih lanjut, Nakiroh menambahkan bagi peserta yang belum percaya diri untuk berwirausaha mandiri, pihaknya juga bekerjasama dengan beberapa perusahaan garmen untuk menyalurkan alumni PKW.
Nur Muktiadi