KOTA MUNGKID (SUARABARU.ID) – Ribuan umat Buddha dari berbagai daerah mengikuti prosesi Kirab Waisak dari Candi Mendut menuju Borobudur, hari ini (Kamis, 23/5/24). Untuk keperluan acara itu Jalan Raya di sekitar Candi Mendut dan Borobudur ditutup sejak sekitar pukul 12.00 dan dibuka lagi pukul 14.45.
Banyak umat Buddha yang berjalan kaki dari Pertigaan Karet sampai Candi Mendut. Namun karena udaranya panas, banyak umat yang membeli topi penutup kepala. Banyak juga yang naik sarana angkutan andong atau dokar.
Dari sekian banyak peserta kirab, ada yang berasal dari
Jakarta. Dia sampai Borobudur tanggal 8 Mei 2024 dan menginap di sebuah homestay Ngaran, Borobudur. “Saya datang lebih awal karena ikut mempersiapkan perlengkapan untuk pengobatan gratis tanggal 18 dan 19 Mei,” kata pria bernama Lasin itu.
Selama ini dia pekerja jasa konstruksi, libur kerja. Rombongan dia sekitar 150 orang. Disebutkan, panitia menargetkan 10 ribu orang peserta pengobatan gratis, terealisasi sekitar delapan ribu orang.
Ada juga rombongan dari sebuah Vihara Cikarang, Jabar. Tiba di Mendut sekitar pukul 12.00, hari ini. Mereka bisa turun dari bus di dekat Candi Mendut. “Kemarin kami menginap di Yogyakarta,” kata Cik Lan.
Koordinator Humas Waisak Nasional 2568 BE, Eric Fernardo SIP MSi, menuturkan, puluhan ribu umat Buddha seluruh Indonesia memadati Candi Mendut untuk melakukan prosesi kirab Waisak menuju Candi Borobudur. Terdapat sejumlah mobil hias yang ikut memadati prosesi kirab Waisak itu.
Di barisan pertama terdapat Marching Band Sekolah Dharma Widya binaan Dewan Kehormatan DPP Walubi. Sebelum berangkat, rombongan terlebih dahulu membacakan paritta, mantra dan sutra di altar utama Candi Mendut.
Dijelaskan, Tri Suci Waisak memperingati tiga peristiwa penting. Yakni kelahiran Pangeran Siddharta, Pangeran Siddharta mencapai Penerangan Agung dan menjadi Buddha, serta Buddha Gautama parinibbana (wafat). “Adapun detik-detik Waisak akan jatuh pada hari Kamis (23 Mei 2024) pukul 20.52.42 WIB,” jelasnya.
Selebihnya dijelaskan pula, tema Waisak Nasional tahun ini adalah: Untuk hidup bahagia sebagai makhluk dan manusia, marilah kita meningkatkan kesadaran yang diajarkan oleh sang Buddha. Adapun sub-temanya: Hindarilah keserakahan duniawi, kebodohan, kemarahan dan kebencian.
Dipaparkan juga,
prosesi dalam kegiatan Waisak Nasional Walubi melambangkan perjalanan spiritual Sang Buddha ketika mencari jalan keluar dari dukkha menuju pencerahan agung. Dalam prosesi Waisak itu, umat Buddha berjalan kaki dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur. Dalam barisan prosesi juga dibawa simbol-simbol Buddhis seperti Relik Buddha, Roda Dharma, Pataka, Api Dharma, Air Berkah dan berbagai sarana puja.
Koordinator Prosesi Kirab Waisak Nasional 2568 BE/2024, Winarni Harsono, yang juga Ketua Umum Majelis Agama Buddha Tantrayana Zhenfo Zong Kasogatan (Majelis ZFZ Kasogatan) menambahkan, umat Buddha yang tergabung dalam berbagai mazhab bersatu dalam Dharma ajaran Sang Buddha melalui prosesi Waisak yang sakral. Melalui Prosesi Waisak Nasional diharapkan dapat memperkuat semangat dan kesatuan umat Buddha di Indonesia, serta sebagai wujud penghormatan terhadap ajaran Buddha dan sejarah perkembangan agama Buddha di Nusantara.
Setelah rombongan prosesi kirab Waisak tiba di Candi Borobudur, dilakukan persembahan puja di altar utama Candi Borobudur. Sebelum melakukan ritual peribadatan detik-detik Waisak.
Eko Priyono