blank

Oleh : Arif Setiyadi, S.Pd

Seorang pemimpin mempunyai peran yang besar dalam menentukan keberhasilan sebuah organisasi dalam mencapai tujuannya. Karena itu ia harus mampu mensinergikan berbagai elemen didalamnya

Begitu juga seorang kepala sekolah.  Untuk dapat menjalankan peran sebagai kepala sekolah ia harus mampu memberdayakan seluruh sumber daya di ekosistem sekolahnya untuk mencapi tujuan sesuai dengan visi dan misi sekolah yang telah disepakati bersama.

Karena itu seorang kepala sekolah harus memiliki kompetensi pengembangan diri dan orang lain, pengembangan pembelajaran, manajemen sekolah serta pengembangan sekolah sehingga dapat mewujudkan Standar Nasional Pendidikan dalam rangka menjamin mutu Pendidikan di satuan pendidikannya.

Sekolah sebagai “Institusi Moral” yang dirancang untuk membentuk karakter peserta didik, seorang kepala sekolah juga harus memahami  etika atau nilai-nilai Kebajikan. Sebab  kepemimpinan kepala sekolah berperan sangat besar dalam rangka menciptakan sekolah sebagai “institusi moral”.

Dalam seluruh rangkaian tugas kepala sekolah, ia harus menjalankan salah satu perannya yaitu pengambilan keputusan untuk menentukan arah dan tujuan sekolah. Namun tidak jarang dalam pengambilan Keputusan ia  dihadapkan pada situasi yang dilematis berbagai kepentingan saling bersinggungan dan ada pihak-pihak merasa dirugikan dengan keputusan yang diambil.

Namun dalam kondisi sesulit apapun keputusan  harus diambil. Menurut penulis keputusan yang diambil  perlu mendasarkan tiga unsur yaitu berpihak pada murid, berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal dan bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang diambil.

Pengambilan keputusan dihadapkan dalam dua situasi yaitu dilema etika dan bujukan moral. Dilema etika adalah situasi dimana keadaan  benar lawan benar. Sedangkan bujukan moral adalah situasi dimana keadaan benar lawan salah.

Bilamana dihadapkan pada situasi bujukan moral tentunya sudah pasti kita memilih suatu keadan yang benar, akan tetapi bilamana dihadapkan pada situasi dilema etika tentunya ada strategi untuk menghasilkan keputusan yang bijaksana.

Paradigma Dilema Etika

Paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika dapat dikategorikan seperti dibawah ini :

  1. Individu lawan kelompok (individual vs community)

Dilema individu melawan kelompok adalah tentang bagaimana membuat pilihan antara kondisi yang benar untuk satu orang atau kelompok kecil, dan kondisi yang benar untuk kelompok yang lebih besar

  1. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

Dalam paradigma ini, pilihannya adalah antara mengikuti aturan tertulis atau tidak mengikuti aturan sepenuhnya. Kita bisa memilih untuk berlaku adil dengan memperlakukan hal yang sama bagi semua orang, atau membuat pengecualian dengan alasan kemurahan hati dan kasih sayang.

  1. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

Kejujuran dan kesetiaan seringkali menjadi nilai-nilai yang bertentangan dalam situasi dilema etika. Terkadang kita dihadapkan pada situasi yang harus memilih antara jujur atau setia (atau bertanggung jawab) kepada orang lain. Apakah kita akan jujur menyampaikan informasi berdasarkan fakta atau kita akan menjunjung nilai kesetiaan pada profesi, kelompok tertentu, atau komitmen yang telah dibuat sebelumnya.

  1. Jangka pendek lawan jangka Panjang (short term vs long term)

Paradigma ini paling sering terjadi dan mudah diamati. Seringkali kita harus memilih keputusan yang kelihatannya terbaik untuk saat ini atau yang terbaik untuk masa yang akan datang. Sesuai dengan tujuan yang akan kita capai.

Konsep Pengambilan dan Pengujian Keputusan

Dalam mengambil keputusan dan menguji keputusan yang akan diambil dalam situasi dilema etika ataupun bujukan moral yang membingungkan, ada 9 langkah yang dapat Anda lakukan.

  • Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan

mengidentifikasi masalah yang sedang kita hadapi. Selanjutnya memastikan bahwa masalah yang kita hadapi memang betul-betul berhubungan dengan aspek moral, bukan sekedar masalah yang berhubungan dengan sopan santun dan norma sosial.

  • Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.

Menentukan keterlibatan dan Sebelum mengambil suatu keputusan, pertimbangkan karakter semua orang yang terlibat.

  • Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini.

pengambilan keputusan yang baik membutuhkan data yang lengkap dan detail karena dilema etika tidak bersifat teoritis, namun ada faktor-faktor pendorong dan penarik yang mempengaruhi situasi tersebut.

  • Pengujian benar atau salah
  1. Uji Legal

Keputusan yang harus diambil dalam situasi adalah pilihan antara mematuhi hukum atau tidak.

  1. Uji Regulasi/Standar Profesional

Dipastikan tidak ada aspek pelanggaran hukum di dalamnya.

  1. Uji Intuisi

mengandalkan tingkatan perasaan dan intuisi dalam merasakan apakah ada yang salah dengan situasi ini.

  1. Uji Publikasi

Uji publikasi bila keputusan ini dipublikasikan di media cetak maupun elektronik dan menjadi viral di media sosial.

  1. Uji Panutan/Idola

Dalam langkah ini yaitu membayangkan apa yang akan dilakukan oleh seseorang yang menjadi panutan

 

  • Pengujian Paradigma Benar lawan Benar

Dalam suatu kondisi tertentu terdapat pilihan keputusan yang sama-sama dianggap benar. Untuk itu lakukan pengujian sehingga bisa menitikberatkan kepada salah satu yang diprioritaskan.

  • Melakukan Prinsip Resolusi

Menerapkan prinsip Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking), Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking) bila di mungkinkan ambil ketiganya tetapi jika tidak, cukup salah satu atau dua.

  • Investigasi Opsi Trilema

Mencari opsi kreatif di luar dua pilihan yang muncul awalnya, mencoba mencapai kompromi atau solusi yang memenuhi kepentingan semua pihak

  • Buat Keputusan

Setelah langkah-langkah di atas sudah dilalui, saatnya membuat keputusan yang bulat.

  • Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan

Ketika keputusan sudah diambil. Lihat kembali proses pengambilan keputusan dan ambil pelajarannya untuk dijadikan acuan bagi kasus-kasus selanjutnya.

Sebagai seorang pemimpin pengambilan keputusan harus bertanggung jawab dan mendasarkan keputusan pada nilai-nilai kebajikan universal dengan menerapkan empat paradigma, tiga prinsip pengambilan keputusan, dan sembilan langkah pengambilan Keputusan untuk menghasilkan Keputusan yang tepat dan bijaksana dengan memperhatikan impak yang akan ditimbulkan.

(Artikel disarikan dari Buku “How Good People Make Tough Choices: Resolving the Dilemmas of Ethical Living, Rushworth M.Kidder, 1995, USA: HarperCollins Publishers dalam modul 3.1 Pendidikan Guru Penggerak, Kemdikbudristek, 2022).

Penulis adalah Kepala SDN 3 Bendanpete Nalumsari