Suasana Matahari tenggelam dari Embung Bansari, di punggung Gunung Sindoro Temanggung. Foto: Diaz A Abidin

TEMANGGUNG (SUARABARU.ID) – Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah menyimpan ragam pesona wisata dengan udara sejuk pegunungan. Selain Embung Kledung, tetangga barunya yakni Embung Bansari, akan cocok untuk alternatif wisata keluarga.

Embung Bansari dibangun di ketinggian, lebih tinggi dari Embung Kledung yang berada di kaki gunung. Embung Bansari berada di punggung atau lereng Gunung Sindoro, Desa Bansari, Kecamatan Bansari, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.

Fungsi utama Embung Bansari ini dibangun untuk menunjang kebutuhan air bagi para petani di sekitarnya. Ada petani sayur-mayur hingga tembakau.

Melihat potensi alam yang ada, Embung Bansari yang dikelola Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Tirta Sembada telah berkembang menjadi destinasi wisata alam favorit baru di Kabupaten Temanggung.

Anak-anak berjalan mengelilingi Embung Bansari saat sore hari. Foto: Diaz A Abidin

Sama seperti Embung Kledung yang lebih dulu ada, di dalam Embung Bansari juga diisi oleh Ikan seperti Ikan Mas. Hal ini sebagai salah satu daya tarik wisata.

Salah satu daya tarik di sini yakni kita bisa menikmati pemandangan Gunung Sindoro, Gunung Sumbing. Lebih indah lagi kala sore, kita bisa bersenja ria menikmati pancaran warna di langit saat Matahari terbenam.

Embung Bansari merupakan tempat yang cocok untuk berburu senja yang biasa dilakukan beragam kalangan, terkhusus anak muda.

Warna pendar lembayung akan muncul di langit, meskipun matahari tenggelam tak terlihat karena dibelakangi oleh Gunung Sindoro.

Pengunjung juga bisa bermalam dengan tenda atau camping, lokasinya cocok untuk berwisata keluarga. Malam hari kita bisa melihat bintang-gemintang bila langit cerah seperti saat musim kemarau ini.

Pengunjung boleh membawa tenda sendiri ketika ingin bermalam atau camping di Embung Bansari.

Bila tak membawa peralatan camping, Bumdes menyediakan persewaan, harga saat ini tenda kapasitas 3-4 Rp 50 ribu, kalau matras Rp 7 ribu, sleeping bag Rp 15 ribu  (bila belum berubah).

Untuk harga tiket masuk Embung Bansari Rp 5 ribu, dan parkir kendaraan Rp 5 ribu jadi totalnya Rp 10 ribu (bila belum berubah).

Selesai Dibangun pada 2020

Kompleks Embung Bansari seluas 1,5 hektar dibangun pada 2019 oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu-Opak di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Embung Bansari juga sering digunakan untuk muda-mudi bermalam mendirikan tenda. Foto: Diaz A Abidin

Pembangunan selesai pada 2020 dan sudah berfungsi menyuplai air ke pertanian hingga menjadi destinasi wisata. Adapun peresmian Embung Bansari dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Gubernur Jawa tengah saat itu Ganjar Pranowo pada 14 Desember 2021.

Embung Bansari memiliki kapasitas volume tampungan 8558,00 M kubik, luas genangan 0,2500 Ha, elevasi mercu 3,50 m, dengan tipe embung tanggul tanah kedap Geomembran.

Embung Bansari merupakan potret salah satu hasil dari Gerakan Seribu Embung dengan sistem kolaborasi yang digagas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat masih menjabat.

Program Seribu embung telah menyelesaikan 1.135 unit dimulai sejak 2015 di masa kepemimpinan Ganjar Pranowo – Taj yasin Maimoen (Gus Yasin), bahkan masih akan terus ditambah.

Secara rinci, pembangunan embung yang didanai APBN dikerjakan oleh BBWS ada 141 unit, dan Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Jawa Tengah menyelesaikan 512 unit.

Kemudian pembangunan yang memakai dana APBD Jawa Tengah dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang (Dispusdataru) sebanyak 74 unit, Dinas Pertanian dan Perkebunan 4 unit, dan pemerintah kabupaten/kota 11 unit.

Jawa Tengah juga mendapat Dana Alokasi Khusus (DAK) dari pemerintah pusat untuk membangun 390 embung, dan hibah CSR perusahaan sebanyak 3 unit.

Selain penggarapan embung, Pemprov Jateng juga punya pekerjaan 41 bendungan eksisting yang sedang dibangun.

Diaz Azminatul Abidin