BBPJT melaksanakan Bengkel Komunitas Penggerak Literasi di Kabupaten Rembang. Foto: Dok/Humas

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah (BBPJT) melaksanakan Bengkel Komunitas Penggerak Literasi di Kabupaten Rembang yang berlangsung di Aula SMP Negeri 5 Rembang.

Kegiatan yang diikuti oleh 40 pengelola komunitas literasi dan taman bacaan masyarakat (TBM) tersebut digelar dalam rangka menggerakkan komunitas penggerak literasi di Rembang mulai tanggal 15-17 April 2024.

Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, Dr. Syarifuddin, M.Hum., menyatakan, kegiatan Bengkel Komunitas Penggerak Literasi ini dilakukan untuk memperkuat dan mendorong komunitas literasi yang ada di Jawa Tengah.

Masyarakat harus didorong untuk meningkatkan minat baca dan pemahaman akan pentingnya literasi dalam kehidupan sehari-hari. “Bengkel literasi yang diadakan BBPJT ini merupakan wujud nyata komitmen kami untuk menggerakkan komunitas literasi di Kabupaten Rembang. Mereka diharapkan bisa membuat kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat,” ujar Syarifuddin, Rabu (15/5/2024).

Syarifuddin menambahkan, bahwa budaya membaca masyarakat harus terus ditumbuhkan dengan program literasi. Program literasi merupakan salah satu dari tiga program prioritas Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, selain program revitalisasi bahasa daerah dan penginternasionalan bahasa Indonesia.

“Balai Bahasa berupaya memberikan wawasan dan keterampilan baru melalui kegiatan bengkel ini. Kami mendorong semangat kolaborasi diantara komunitas literasi dan TBM di Rembang. Dengan komitmen yang kuat, komunitas literasi dan TBM dapat mendorong masyarakat menjawab tantangan zaman yang semakin kompleks” jelasnya.

Salah satu peserta kegiatan, Baskoro dari Perpustakaan Nyah Lasem menyatakan, kegiatan Bengkel Komunitas Penggerak Literasi di Kabupaten Rembang ini dapat mempertemukan komunitasnya dengan komunitas literasi lain yang ada di kotanya. Dia berharap melalui diskusi dalam kegiatan bengkel tersebut dapat digelar kegiatan besar yang mengangkat warisan, nilai-nilai, tradisi yang ada di Rembang.

“Teman-teman yang bergerak di komunitas literasi di kota tercinta ini bisa mengumpulkan dapat menjadikan heritage-heritage lokal sebagai sumber insiprasi dan pengetahuan,” ungkap Baskoro.

Pegiat heritage Lasem yang biasa disapa Mas Pop ini menyatakan, banyak sumber inspirasi warisan dan nilai-nilai tradisi yang bisa digali untuk memunculkan kegiatan-kegiatan di komunitas literasi.

Ditambahkan bahwa reproduksi pengetahuan heritage ini belum banyak dilakukan.
“Mari kita gali heritage-heritage yang ada di kota kita ini untuk menginspirasi masyarakat agar semakin menghargai warisan leluhur ini. Pengetahuan heritage ini juga bisa dijadikan bahan literasi yang tidak ada habisnya,” katanya.

Ning S