blank
Foto bersama dalam pembukaan FTBIN di Jakarta. Foto: Dok/BBPJT (2/5/2024)

Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), E. Aminudin Aziz menyampaikan, revitalisasi menjadi solusi untuk menyelamatkan kondisi bahasa daerah. Para pemangku kepentingan telah menyadari untuk bersama-sama memikul tugas dan tanggung jawab untuk membina, mengembangkan dan melestarikan bahasa, sastra, dan aksara daerah.

Berkat upaya yang intens dari Badan Bahasa untuk meyakinkan para pemangku kepentingan tentang pentingnya nilai strategis dan manfaat dari RBD, awalnya hanya 3 provinsi pada 2021 yang tertarik untuk melakukan RBD, kemudian 12 provinsi pada 2022. Lalu, tahun 2023 ada 25 provinsi dengan lebih dari 300 kabupaten/kota yang berpartisipasi. Pada 2024 ini, sebanyak 38 provinsi, ambil bagian dalam program revitalisasi bahasa daerah ini.

Hadir dalam kegiatan 353 orang kepala daerah (bupati, walikota, gubernur) atau pejabat daerah yang mewakilinya. Mereka secara nyata berkomitmen untuk melaksanakan RBD tahun 2024. Sebagai bentuk apresiasi, Kemendikbudristek memberi penghargaan bagi 20 kepala daerah yang telah mendukung RBD di wilayahnya masing-masing.

“Pemahaman nilai pentingnya melestarikan bahasa daerah itu tidak terlepas dari dukungan yang sangat kuat dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) yang terus menjadi mitra kami dalam melaksanakan program ini. Oleh karena itu, kami menyampaikan terima kasih kepada Kemendagri dan para pimpinan daerah yang telah turut serta menyukseskan inisiatif pelestarian bahasa daerah ini,” imbuh Aminudin.

Manajemen Talenta Nasional Mengakui Talenta Berbahasa Daerah

Kepala Badan Bahasa melaporkan, Kemendikbudristek mengakui talenta berbahasa daerah sebagai bagian dari substansi pengembangan bakat dan minat dalam manajemen talenta nasional. FTBIN bahkan sudah mendapat kategori empat bintang (sangat baik). Kehebatan para penutur bahasa daerah dalam mengolah sisi-sisi khas berbahasa sehingga menghasilkan kreasi bahasa yang bermutu tinggi disejajarkan dengan kehebatan talenta pada bidang-bidang sains, matematika, olah raga, atau seni lainnya.

“Tampaknya baru kali ini, dalam periode ini, kementerian begitu peduli terhadap perbedaan hakikat talenta yang dimiliki setiap siswa lalu keberbedaan itu difasilitasi untuk berkembang secara optimal,” ungkap Aminudin.

Ia berharap, agar bahasa daerah terus berkembang secara optimal. Terlebih, Badan Bahasa juga memfasilitasi mereka untuk bisa langsung belajar maestro, para praktisi yang sudah tidak diragukan lagi kehebatannya dalam dunia kreasi bahasa dan sastra daerah. Sebagian dari talenta muda penutur bahasa daerah itu kini telah menjadi semacam duta-duta bahasa daerah di media sosial atau di lingkungan sekolahnya. “Ungkapan yang pantas dan selalu mereka dengungkan adalah berbahasa daerah itu keren!” kata Aminudin.

Pada FTBIN 2024 ini, hadir sebanyak 513 peserta yang terdiri atas 238 siswa SD dan 275 siswa SMP. Mereka berasal dari 168 kabupaten/kota dari 25 Provinsi, didampingi oleh guru, pengawas, kepala sekolah atau unsur dinas pendidikan. Selama di Jakarta, mereka akan menampilkan kehebatan masingmasing dalam 7 jenis kreasi bahasa dan sastra daerah.

Dalam kesempatan ini, Badan Bahasa juga membukukan sebagian cerita tentang liku-liku perjuangan melestarikan bahasa daerah secara kreatif dalam platform Merdeka Belajar Episode ke-17, dalam karya seminovel RBD dan puisi terjemahan ke dalam 72 bahasa daerah. Berbagai cerita menarik telah direkam dan diungkap ulang oleh para penulis senior. Karya mereka disajikan dalam bentuk seminovel nonfiksi berjudul Antologi Puisi: Senandung Kuntum Zamrud dalam 72 Bahasa Daerah.

Ning S