blank
Ketua FSP RTMM KSPSI KUdus Subaan Abdul Rahman. foto: Ali Bustomi

KUDUS (SUARABARU.ID) – Pelatihan keterampilan yang diselenggarakan dengan menggunakan anggaran Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) disebut cukup sukses meningkatkan keterampilan tambahan bagi para buruh rokok. Bekal keterampilan tersebut mampu meningkatkan kesejahteraan para buruh rokok tersebut.

Hal tersebut sebagaimana disampaikan Ketua Federasi Serikat Pekerja Rokok Tembakau Makanan dan Minuman (FSP RTMM) Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Kabupaten Kudus, Subaan Abdur Rahman. Subaan menegaskan, pelatihan keterampilan tersebut sangat dirasakan manfaatnya oleh para buruh.

“Kami selaku serikat pekerja, melihat program pemanfaatan DBHCHT melalui pelatihan keterampilan sangat bermanfaat bagi kalangan buruh rokok dan keluarganya,”ujar Subaan, Rabu (3/4).

Pelatihan keterampilan kerja merupakan salah satu program pemanfaatan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) yang dilaksanakan oleh Pemkab Kudus. Program tersebut sejalan dengan regulasi Peraturan Menteri Keuangan Nomor 215/PMK.07/2021 tentang Penggunaan, Pemantauan, dan Evaluasi DBHCHT.

Melalui program ini, diharapkan para buruh rokok hingga keluarganya memiliki keterampilan tambahan yang dapat menjadi sarana meningkatkan kesejahteraan keluarganya.

Subaan mengatakan, pada tahun anggaran 2024 ini FSP RTMM berencana akan menggelar 20 paket pelatihan keterampilan hasil kerjasamanya dengan Dinas Tenaga Kerja Perinkop dan UKM.

Sebagai organisasi yang menaungi para pekerja di sektor industry rokok, FSP RTMM memiliki tugas untuk ikut memperjuangkan kesejahteraan anggotanya.

Ditambahkan, dari hasil koordinasi dengan Disnaker Perinkop UKM, proses pelatihan keterampilan rencananya akan mulai digelar setelah lebaran nanti. Pelatihan ini juga menyesuaikan jadwal kerja para buruh rokok karena digelar setelah mereka pulang kerja.

Menurutnya, setiap pekerja rokok hanya bisa ikut satu jenis pelatihan, kalau sudah pernah ikut tidak boleh ikut lagi. Karena anggota kami banyak, jadi memberi kesempatan bagi yang lainnya. Jenis pelatihannya yakni diantaranya seperti tata rias, tata boga, pembuatan kue kering, pembuatan kue basah, jahit kebaya, pembuatan tas, jahit pakaian anak dan banyak lagi.

“Harapannya keterampilan para buruh rokok ini semakin bertambah dan jika nanti sudah tidak bekerja di sektor industry rokok lagi, mereka bisa menciptakan peluang usaha baru dengan bekal keterampilan yang dimilikinya,”tandasnya.

Kepala Disnaker Perinkop UKM Kabupaten Kudus, Rini Kartika Hadi Ahmawati mengungkapkan, alokasi anggaran untuk pelatihan gratis tersebut sudah ditetapkan dalam APBD Kabupaten Kudus 2024. Hanya saja, alokasi anggaran untuk tahun ini sedikit berkurang dari tahun lalu yang jumlahnya mencapai Rp 6 miliar.

Menurut Rini, pada tahun lalu ada sebanyak 143 paket pelatihan kerja yang dilaksanakan dengan jumlah peserta pelatihan sebanyak 2.300 orang. Sedangkan tahun ini, anggaran yang tersedia masih bisa untuk menyediakan 100-an paket pelatihan kerja.

Ads-Ali Bustomi