blank
Ilustrasi hipertensi. Foto: Dok/istock

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Bulan ramadan merupakan momen yang dinanti-nanti seluruh umat muslim untuk menjalankan ibadah puasa sebulan penuh.

Saat ramadan juga menjadi momen berbuka puasa dan sahur bersama keluarga, menjalankan tarawih, serta mendapatkan pahalanya. Namun, bisakah penderita hipertensi menjalankan ibadah puasa seperti orang-orang lain?

Melansir dari laman Kemenkes, penderita hipertensi bisa menjalankan ibadah puasa dengan aman asalkan tidak sedang mengalami komplikasi penyakit dan masalah kesehatan yang serius. Bahkan, puasa memberi banyak manfaat kepada penderita hipertensi.

Apa saja manfaat puasa bagi penderita hipertensi? Pada umumnya, seseorang dikatakan memiliki tekanan darah normal jika berkisar diantara 90/60 mmHg dan 120/80 mmHg. Namun jika terjadi peningkatan tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg, maka bisa dikatakan ia mengalami tekanan darah tinggi atau hipertensi.

Tekanan darah sendiri merupakan kekuatan dari sirkulasi darah terhadap dinding arteri tubuh, yang merupakan pembuluh darah utama. Semakin resisten pembuluh darah dan semakin intens jantung bekerja, semakin tinggi tekanan darah.

Puasa dapat mengurangi risiko hipertensi

Menurut ‘Journal of Hypertension’, puasa memiliki efek positif dalam menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik. Penurunan ini berdampak pada pengurangan beban kerja jantung dan risiko pengembangan hipertensi, yang merupakan salah satu faktor risiko penyakit jantung.

Selain itu, studi Lorans (London Ramadan Study), yang dilakukan oleh peneliti dari Imperial College London, menemukan tekanan darah sistolik dan diastolik setelah puasa ramadan berkurang sebesar 95%.

Manfaat puasa lainnya bagi penderita hipertensi adalah

1. Mengurangi kolesterol tubuh
Puasa membantu mencegah penumpukan kolesterol dalam pembuluh darah, yang berpotensi memicu peningkatan tekanan darah.

2. Menjaga berat badan
Obesitas adalah salah satu faktor risiko yang dapat membuat tekanan darah sulit terkendali. Selama berpuasa kita cenderung mengontrol pola makan dan asupan kalori dalam tubuh, sehingga mengurangi risiko obesitas.

3. Menjaga tekanan darah tetap stabil
Selain menjaga pola makan, kita cenderung menahan emosi saat berpuasa, sehingga tubuh akan mengurangi produksi hormon yang terkait dengan rasa cemas dan emosi, yang dapat meningkatkan tekanan darah.

4. Detoksifikasi
Saat menjalankan puasa, sel-sel dalam tubuh melakukan proses pembuangan racun dan zat-zat yang diperlukan dalam tubuh, sehingga membuat aliran darah lebih lancar.

Pola makan bagi penderita hipertensi

Rutin minum obat antihipertensi saja tidak cukup, jika tidak disertai dengan pola makan yang sehat, terutama saat menjalankan puasa. Berikut adalah tips mengatur pola makan bagi penderita hipertensi atau darah tinggi

1. Batasi konsumsi gula
Berbuka puasa memang disunnahkan dengan makanan manis, tapi tidak boleh berlebihan. Kurangi kebiasaan berbuka dengan minuman manis, seperti teh, sirup atau manisan. Gantilah dengan buah-buahan yang kaya serat. Konsumsi gula berlebih bisa menyebabkan obesitas yang akan memicu kenaikan tekanan darah.

2. Batasi konsumsi garam
Usahakan untuk mengkonsumsi garam kurang dari 1 sendok teh per hari dan kurangi penggunaan garam saat memasak. Batasi pula makanan olahan dan cepat saji yang tinggi kadar garam.

3. Batasi konsumsi daging merah
Penderita hipertensi sebaiknya mengurangi konsumsi daging merah, seperti daging sapi, kambing atau domba. Saat mencerna daging merah, tubuh akan mengeluarkan zat yang dapat memicu kenaikan tekanan darah. Sebaiknya ganti dengan ikan atau unggas dengan membuang kulitnya terlebih dahulu, karena tinggi lemak.

4. Perbanyak buah dan sayuran
Buah-buahan dan sayuran hijau yang mengandung kalium, magnesium dan serat, seperti pisang, alpukat, bayam dan kentang bisa menjadi menu sahur dan berbuka puasa. Karena kalium adalah zat gizi yang dapat membantu mengendalikan tekanan darah tinggi.

Ning S