blank
Jemaat GKJ GKJ Wisma Anugerah Tegowanu Pepanthan Karangpasar beribadah di genangan air. Meja sound system yang juga di dalam genangan, Minggu 17 Maret 2024. Foto: Tangkapan layar Instagram

GROBOGAN (SUARABARU.ID) – Banjir yang melanda wilayah Kecamatan Tegowanu, Kabupaten Grobogan, tak menjadikan jemaat Gereja Kristen Jawa (GKJ) Wisma Anugerah pepanthan Karangpasar, Tegowanu surut untuk beribadah.

GKJ Wisma Anugerah Pepanthan Karangpasar, Desa Kalitelon, Kecamatan Tegowanu, hari Minggu 17 Maret 2024 masih tergenang banjir sampai di dalam ruangan. Tetapi ibadah hari Minggu ini tetap berlangsung.

Sebuah video beredar di Instagram oleh akun @media.purwodadi menunjukkan seorang jemaat GKJ Wisma Anugerah Pepanthan Karangpasar yang sedang bersiap untuk menjalani iabadah Minggu, 17 Maret 2024.

Baca juga GKJ Purwodadi Tiadakan Ibadah Minggu karena Banjir, GKJ Gundih dan Pepanthan Toko Buat Dapur Umum

Dalam video tersebut tampak banjir menggenangi ruangan dalam gereja dengan ketinggian hampir sebetis. Para jemaat sudah duduk di bangku gereja, ada juga yang jegang (kaki diangkat ke bangku) karena lantai tergenang air. Kemudian tampak juga, meja tempat piranti sound system yang tergenang air, juga organ untuk mengiring pujian.

Pada hari Minggu 17 Maret dinihari, Pendeta GKJ Wisma Anugerah Tegowanu, Widiarso Eko, mengabarkan bahwa tempat ibadah di Pepanthan Karangpasar kemasukan air.

Menurutnya, genangan air masuk ke wilayah Kalitelon masuk mulai Minggu 17 Maret 2024 dinihari. “Sbelumnya sempat banjir dan Jumat surut. Kemudian, banjir lagi. Desa Kalitelon ini letaknya dekat dengan kali pembuangan air dari Desa Tegowanu Wetan dan Desa Gebangan,” ujar Pdt Widiarso Eko.

Meski banjir, Pdt Widiarso Eko mengatakan, jemaat tetap berangkat untuk beribadah di gereja tersebut. Pemandangan berbeda kegiatan ibadah pada pekan sebelumnya.

“Mereka datang dengan berjalan kaki, celana diangkat ke atas, kemudian mereka duduk bersila di bangku. Meski basah, tetapi mereka semangat untuk beribadah. Ibadah tetap diadakan karena mereka menyadari hari Minggu itu waktunya ibadah,” tambahnya.

Rata-rata para jemaat berjalan kaki menuju ke gereja. Mereka memilih berjalan, karena jika naik kendaraan pribadi akan mogok. Menurut Pdt Widiarso Eko, umumnya para jemaat ini bertempat tinggal di sekitar gereja tersebut. “Sebelumnya pernah banjir. Terjadi pada tahun 2000 lalu. Itu lebih parah, lebih dalam daripada yang sekarang ini. Tetapi mereka tetap beribadah,” jelas Widiarso Eko.

Mengharukan

Pendeta Eko ini mengaku terharu dengan semangat para jemaat di Pepanthan Karangpasar ini. Menurutnya, para jemaat di Karangpasar ini sangat luar biasa.

blank
Ada jemaat yang terpaksa “jegang” (mengangkat kaii ke bangku” karena lantai gereja tergenang air. Foto: Tangkapan layar Instagram

“Dalam keadaan banjir, mereka masih tetap beribadah, mengucap syukur, dan punya pengharapan bahwa Tuhan akan menolong mereka. Saya terharu, tersentuh dengan apa yang mereka lakukan,” ujar Pdt Eko ini.

Dia berharap, banjir segera surut dan jemaat beserta masyarakat di wilayah Desa Kalitelon, ini bisa kembali beraktivitas. “Ini musim panen. Ada yang belum sempat memanen padinya, nanti kalau kelamaan di air cepat membusuk dan tidak bisa dipanen. Ada yang sudah dipanen, tetapi belum sempat dijemur karena banjir ini dan tidak ada tempat. Semoga segera surut, ya,” harapnya.

Tya Wiedya