“Memang hujan tiga hari ini yang terjadi sejak Senin sangat luar biasa, baik dari wilayah atas maupun di Kota Semarang bagian bawah,” ujar Mbak Ita saat melaksanakan tinjauan banjir di Kawasan Jalan Pahlawan, Semarang.
Ia mengakui jika hujan ekstrem ini terjadi secara menyeluruh di berbagai wilayah. Tak hanya Kota Semarang, namun juga beberapa daerah lain seperti Kendal, Grobogan, dan Kabupaten Semarang.
Bahkan tak hanya menyebabkan genangan banjir, curah hujan tinggi disertai angin juga mengakibatkan pohon tumbang dan tanah longsor di beberapa tempat.
“Alhamdulillah, persoalan pohon tumbang sudah bisa ditangani. Tapi kalau yang banjir ini di luar prediksi, tidak ada warning-nya,” sebut Mbak Ita.
Meski demikian, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang sudah melakukan antisipasi dan koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana.
“Tapi kami sudah melakukan antisipasi, utamanya di wilayah Pedurungan, dari Gebang Anom. Kami sudah koordinasi dengan BBWS, tadi siang kami juga melaporkan ke Pak Menteri PUPR terkait update kondisi banjir di wilayah Kaligawe,” imbuhnya.
Setelah melapor, kata Mbak Ita, hujan yang terjadi bukannya mereda justru curah hujannya semakin tinggi.
“Ini mengakibatkan wilayah Simpang Lima, wilayah Bulu Lor, Semarang Utara terjadi limpasan yang tinggi,” terangnya.
Meski begitu, lanjutnya, yang paling mengkhawatirkan Kali Plumbon karena sudah di angka 100 atau masuk standar tinggi kenaikan airnya.
“Ini kami sudah melakukan koordinasi dengan BBWS untuk penanganan-penanganan darurat. Diharapkan bisa teratasi, pompa-pompa juga sudah berjalan semua,” katanya.
“Kami mohon maaf kepada masyarakat, justru di saat bulan puasa harusnya bisa beribadah dengan khusuk namun justru terganggu dengan limpasan dan genangan. Kami akan terus berupaya agar air segera surut,” imbuh Mbak Ita.
Terkait bantuan makanan kepada warga terdampak, dirinya telah menginstruksikan kepada Asisten I Setda Kota Semarang untuk mengirim makan sahur kepada masyarakat terdampak banjir.
“Ini tadi saya sudah WA (WhatsApp) ke lurah lurah yang warganya terdampak agar bisa mendapat bantuan,” katanya.
Mbak Ita mengimbau kepada masyarakat agar tidak panik dengan adanya pemadaman listrik oleh PLN, karena hal tersebut merupakan salah satu langkah pengamanan agar tidak terjadi insiden membahayakan saat banjir.
“Saat PLN melakukan pemadaman. Banyak warga yang komplain bahwa listriknya mati. Ada beberapa di wilayah Semarang Indah dan Pedurungan. Kami mohon maaf, ini karena kami mengutamakan keselamatan, karena kita tidak tahu aliran kabel ini bisa menyebabkan hubungan arus pendek,” jelasnya.
Pihaknya terus melakukan upaya penanganan dengan segala upaya, baik mengoperasikan pompa portabel maupun menyiapkan logistik bantuan warga terdampak.
“Saya terus memonitor wilayah Semarang, termasuk berkoordinasi bantuan dan penanganan-penanganan,” katanya.
Hery Priyono