blank
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, saat menghadiri acara KITA Tani Muda di Hotel Rooms Inc, Kota Semarang, Jumat (8/3/2024). Foto: hp

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menyatakan, Festival Dugderan 2024 akan digelar dengan rangkaian acara yang meriah. Selain kirab, Dugderan juga akan diwarnai pembagian roti ganjel ril dan kue keranjang.

Rangkaian Dugderan pada Sabtu (9/3/2024) siang akan diawali dengan pagelaran Tari Dugder, pecah kendi, dan pelepasan merpati di Balai Kota Semarang. Setelah itu dilakukan defile pawai budaya menuju Aloon-aloon Kauman Semarang.

Tiba di Masjid Agung Semarang (MAS) akan dilakukan penyerahan suhuf halaq dan pemukulan bedug yang dilanjutkan dengan pembagian roti ganjel ril dan kue keranjang.

Untaian acara untuk mengumumkan jatuhnya bulan suci Ramadhan dilanjutkan ke Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT). Prosesi pembacaan suhuf halaq dan pemukulan bedug dilakukan dengan iringan bom balon.

“Dugderan besok siang acara pertama di Balai Kota, kemudian di Masjid Agung Semarang, dan terakhir di Masjid Agung Jawa Tengah,” kata Mbak Ita, sapaan akrabnya ditemui di Hotel Rooms Inc, Jumat (8/3/2024).

Dia mengatakan, alasan pembagian roti ganjel ril dan kue keranjang merupakan tanda keberagaman budaya di Kota Semarang. Terlebih juga karena perayaan Hari Raya Imlek yang berdekatan dengan Ramadhan.

Menurutnya, warga keturunan Tionghoa dengan umat Muslim di Kota Semarang saling mendukung. Kondisi itu menunjukkan tingginya toleransi di tengah akulturasi budaya dan agama sejak dulu.

“Kemarin kami mendapatkan support dari Paguyuban Tionghoa membagi kue keranjang. Dari pada sendiri-sendiri dijadikan satu, itu memang akulturasi budaya, ada Tionghoa, Arab, dan Jawa,” katanya.

Seperti diketahui, tradisi Dugderan menyambut Ramadhan di Kota Semarang tahun ini akan lebih meriah dengan adanya bedug raksasa dan gunungan kue ganjel ril lebih banyak. Sebelum itu, digelar Pasar Dugderan di Jalan Kiai Agus Salim yang dimulai 28 Februari 2024.

Prosesi tahunan menyongsong Ramadan yang menjadi kearifan lokal ibu kota Jawa Tengah tersebut mengedepankan akulturasi budaya melalui binatang imajiner Warak Ngendhog.

Hery priyono