blank
Makam Kamal Junaidi yang berada di Kelurahan Panggang, Jepara. (Foto: Fb PERSIJAP Jepara)

JEPARA (SUARABARU.ID)- Kick off babak kedua pertandingan sepakbola yang mempertemukan antara Persijap Jepara melawan Persipa Pati baru saja di mulai. Sebelum tragedi sambaran petir yang merenggut nyawa salah satu pemain andalan Persijap yang bernama Kamal Junaidi.

Persijap Jepara saat itu sudah unggul 1-0 atas Persipa Pati. Pada kick off babak kedua langit mulai gelap, saat itulah petir dan suara halilintar terdengar menggelegar. Para pemain yang berada di tengah lapangan tidak terkecuali wasit yang bernama Dardiri tiarap menyelamatkan diri dari petir yang menyambar.

Tubuh Kamal Junaidi yang semula lincah terlihat mengepulkan asap. Kaus kaki, sepatu, dan celananya terkoyak api. Tujuh anggota skuat Persijap lainnya luka bakar parah. Hanya Kamal Junaidi, pemuda asal Kelurahan Panggang, Jepara, yang meninggal di tengah lapangan. Api halilintar itu mengakhiri kariernya di tim yang sangat dicintainya.

Tragedi tersebut terjadi di Stadion Salatiga dalam perebutan Piala Makutarama pada tahun 1973. “Di antara ke 22 pemain di lapangan, hanya Kamal, (sapaan akrab Kamal Junaidi)  yang tersambar petir. Setelah saya mencetak gol, posisi saya digantikan Kamal, saya diinstruksikan turun ke barisan gelandang,” ujar Sunarto seperti dikutip akun Fb Persijap Jepara.

Berbeda dengan kesaksian Sunarto, Kiswanto yang saat pertandingan tersebut berposisi sebagai gelandang mengungkapkan Kamal bukan seorang gelandang murni. Dia merupakan gelandang sayap yang sangat rajin naik untuk ikut membantu penyerangan.

“Wah kalau mainnya sih dia bagus. Lincah, bawa bolanya bagus, tembakannya bagus, umpan silang bagus. Kalau dia masih hidup saya berani bilang di pasti jadi pemain timnas,” kenang Kiswanto seperti dikutip dari ©Mampir_Jepara.

Pengorbanan Kamal Junaidi dalam pertandingan tersebut membuat Persijap menang dengan kedudukan 1-0. Persijap berhak memboyong Piala Makutarama. Nama Kamal Junaidi kemudian diabadikan menjadi nama stadion untuk mengenang pengorbanan, spirit, sekaligus prestasi yang pernah diukir pahlawan bola bagi masyarakat Jepara tersebut.

ua