Bupati Kebumen Arif Sugiyanto Minggu (3/3) menghadiri festival domba di lapangan Desa Adiwarno, Kecamatan Buayan.(Foto:SB/Kominfo Kbm)

KEBUMEN (SUARABARU.ID) – Ratusan ekor domba lokal maupun impor, saling unjuk kebolehan dalam Festival Domba Kebumen.

Lomba domba ini memperebutkan gelar juara Raja dan Ratu, dan saling beradu untuk menjadi yang terbaik.

Even tersebut juga mendapatkan apresiasi dari pemerintah daerah, karena mampu meningkatkan perekonomian masyarakat. Kegiatan berlangsung  di lapangan Desa Adiwarno, Kecamatan Buayan, Minggu, (3/3).

Ketua panitia lomba Bayu Siregar menuturkan, festival domba ini baru pertama kali digelar di Kabupaten Kebumen, pada tahun 2024. Peserta lomba cukup antisias, hingga mencapai 169 domba yang ikut lomba, untuk memperebutkan gelar juara dan Ratu, dan Piala Bupati Kebumen.

Ratusan domba mengkuti festival di lapangan Desa Adiwarno, Kecamatan Buayan, Kebumen, Minggu 3/3.(Foto:SB/Kominfo Kbm)

Menurutnya, ada beberapa jenis domba yang dilombakan kali ini. Mulai dari jenis lokal maupun impor, seperti morino, texcel, dorper, maupun cross atau persilangan antara domba lokal dan domba impor.

“Ini awal pertama, kita memang tidak dibuka  untuk luar Kebumen, karena tujuan kita untuk meningkatkan domba di Kebumen khususnya, jadi untuk peserta masih di wilayah Kebumen,”terang Bayu.

Dua menjelaskan,  pendaftar ada 169 jantan dan betina, untuk jenis memang cross dan lokal, cross ini diambil dari domba impor dari luar ada dorper, ada awasi, ada sulfox tapi ini rata rata morino, morino dan texcel ini rata rata,” ucapnya.

Sedangkan untuk penilaian, panitia memilih domba yang paling berat bobot tubuhnya. Selain itu, ada kriteria tinggi badan, panjang badan, berat badan, lingkar dan juga umur.

Menurutnya, saat ini domba yang paling berat baru berkisar antara 130 kg untuk domba jantan, sedangkan domba betina mencapai 85 kg.

Agung, salah seorang peternak domba asal Desa Rogodadi Kecamatan Buayan mengaku memiliki domba jenis morino dengan berat lebih kurang 1 kuintal. Harganya bisa mencapai Rp 25 hingga Rp 30 juta perekor.

Menurut Agung, dengan mengikuti festival domba ini untuk mengenalkan berbagai macam jenis domba ke masyarakat. Terlebih, perawatan domba cukup mudah, dan memiliki harga yang tinggi sehingga bisa menjadi peluang bisnis baru bagi masyarakat.

“Berat kurang lebih satu kuintal lebih, harganya macam-macam variatif, kisaran Rp 25 juta – Rp 30 juta, ini sekitar tiga tahunan. Pemeliharaannya tidak ada kesulitan seperti domba biasa, domba Jawa biasa,”jelas Agung.

Bupati Kebumen Arif Sugiyanto usai melihat festival domba Kebumen mengaku sangat mengapresiasi even tersebut.  Dengan berbagai event seperti ini bisa untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

Bupati menuturkan, kegiatan serupa akan terus digelar setiap tahun agar bisa mengangkat potensi  lokal yang ada, dan memberikan peluang usaha bagi masyarakat. Seperti halnya dengan beternak domba yang hasilnya sangat bagus.

“Hari in di Desa Adiwarno Kecamatan Buayan dilaksanakan lomba domba cross dan lokal, yang mengangkat potensi-potensi lokal di kabupaten Kebumen dan saya berharap lomba ini berkelanjutan setiap tahun, dan pesertanya cukup banyak antusias. Jadi setiap even apa pun memang harus diselengarakan supaya perekonomian juga meningkat,”ujar Arif Sugiyanto.

Komper Wardopo