blank
Tim Badan Pangan Nasional, saat mengecek ketersediaan stok beras, beberapa waktu lalu. Foto: dok/bpn

Oleh: Dr Ira Alia Maerani

blankBERAS LANGKA. Dua kata kunci ini membuat para emak-emak bergidik. Bagaimana tidak? Emak alias Ibu yang mempersonifikasi tokoh yang paling bertanggung jawab terhadap logistik keluarga, tentu saja dibuat bingung pusing tujuh keliling.

Langkanya beras diperparah dengan melambungnya harga, tentu saja membuat para emak ini memanajemen kembali keuangan keluarga dan waktu, dalam mempersiapkan ketersediaan stok beras di rumah. Filosofi jangan sampai kehabisan beras, membuat para emak itu berpikir berkali-kali lipat, agar kestabilan keluarga terjaga.

Kelangkaan beras ditandai dengan kosongnya ketersediaan beras di warung-warung terdekat. Indikasi kelangkaan beras juga nampak di ritel atau ritel departement store (mall), sudah terlihat sejak beberapa pekan terakhir.

Stok beras putih yang menjadi konsumsi rakyat kebanyakan, minim ketersediaan. Beras yang tersedia adalah beras hitam, beras merah yang berjenis organik. Tentu saja harganya berbeda jauh dengan beras putih.

Kelangkaan beras diberitakan oleh media sejak beberapa pekan terakhir. CNN Indonesia (21/2/2024), mengutip pernyataan Direktur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi, yang mengungkap masalah itu dipicu panen raya yang telat.
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20240221141044-92-1065485/bulog-buka-suara-soal-mahal-dan-langka-beras-meski-di-sentra-produksi.

Langkah berikutnya, Bulog akan menjual beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan), sebagai bentuk intervensi kepada pasar.

Sehari sebelumnya, suarabaru.id (20/2/2024) memberitakan kunjungan Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, ke Pasar Bulu, Kota Semarang, yang mendengarkan keluhan pedagang, tentang menipisnya stok beras.

Dia pun menjelaskan, pemicu kenaikan harga ini dikarenakan masih dalam awal musim tanam. Saat ini, beras premium dijual diharga Rp 85.000 per lima kilogram. https://suarabaru.id/2024/02/20/cek-stok-dan-harga-beras-di-pasar-bulu-mendag-jelaskan-penyebab-kenaikan-harga-pangan

Media tentu saja memberitakan fakta yang terjadi di masyarakat. Tidak ada maksud untuk membuat kegaduhan. Info ini dimanfaatkan masyarakat, khususnya pada emak, untuk berpikir dan bertindak, guna menjaga kestabilan dan ketahanan makanan pokok ini di tingkat keluarga. Langkah apa saja yang dapat dilakukan?

Politik Beras Ala Emak
Pertama, kondisi kelangkaan beras dan melambungnya harga ini, membuat para emak melibatkan seluruh anggota keluarga untuk turut andil terlibat. Sisi positif yang dapat diambil adalah, melatih kepedulian anggota keluarga terhadap kondisi terkini.

Anak-anak maupun suami yang semula tidak pernah membeli beras karena Sang Ibu telah membeli tanpa dibatasi jumlahnya, saat ini dikerahkan “Sang Menteri Ketahanan Pangan” ini, untuk peduli terhadap kondisi terkini. Antre di toko atau kasir, menjadi pengalaman yang “seru” bagi mereka.

Mengesampingkan rasa malu dan gengsi. Mengeliminir budaya patriarki yang memosisikan urusan domestik adalah urusan para perempuan. Mengingat beras yang harus dibeli pun dijual terbatas. Beberapa gerai ritel membatasi, hanya boleh membeli satu kantong beras seberat 5 kg (kilogram) per hari per konsumen. Harganya pun melambung.

Politik kebijakan beras ala emak-emak ini bukannya tanpa dasar. Selain karena beras adalah kebutuhan pokok utama, juga karena akan dihadapkan pada kebutuhan religius, yakni membayar zakat fitrah di bulan Ramadan mendatang.

Zakat fitrah merupakan zakat wajib fardhu ‘ain bagi seluruh umat Islam. Tentu saja kebijakan untuk menjaga stok ketersediaan beras menjadi prioritas, selain prioritas-prioritas lainnya. Sehingga menjadi tanggung jawab seluruh anggota keluarga untuk bersama memikirkannya.

Kedua, mensosialisasikan kondisi ini kepada seluruh anggota keluarga, agar tidak bertindak mubazir dengan tidak menghabiskan makanan. Tindakan bijak yang dapat dilakukan, apabila terdapat nasi berlebih maka jangan dibuang. Bisa dimanfaatkan esok harinya, dengan menu nasi goreng.

Para emak pastinya sudah sangat piawai membuat nasi goreng nikmat, sehat dan bergizi dengan bumbu-bumbu alami, seperti bawang putih, bawang merah, garam, cabe. Tanpa menggunakan bumbu instan yang kental dengan penyedap, perasa dan pengawet.

Agar nasi awet (tidak basi), bisa dimasukkan kulkas terlebih dahulu. Nasi goreng bisa ditambahi dengan aneka protein, seperti telur, ayam suwir, daging, korned, bakso dan sebagainya. Termasuk yang tidak ketinggalan adalah aneka sayuran, agar mengandung serat dan protein nabati yang baik untuk kesehatan dan pencernaan tubuh.

Dasar yuridis untuk memanfaatkan sesuatu hingga bernilai dan bermanfaat optimal serta tidak bertindak mubazir, diatur dalam Alquran surat Al Isra’ Ayat 26. Ayat ini memerintahkan, agar kita memberikan sedekah (hak) kepada kerabat dekat dan fakir miskin serta orang yang dalam perjalanan. Termasuk perintah larangan menghambur-hamburkan harta secara boros.

Lebih lanjut, larangan untuk tidak bertindak boros, Allah perintahkan di dalam Alquran surat Al Isra’ Ayat 27. Pemboros itu adalah saudara setan, dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.

Ketiga, bertindak tidak panik, sabar dan berdoa. Adanya keyakinan bahwa Allah SWT sebagai Sang Khalik Maha Penolong, membuat para emak terus memanjatkan doa agar kondisi semakin membaik.

Teriring doa negara Indonesia menjadi negara yang baldatun, thoyyibatun wa robbun ghofur — negeri yang baik dengan Robb (Tuhan) yang Maha Pengampun –. Negeri yang memiliki kemakmuran di dunia dan akhirat. Negeri yang taat pada Allah SWT, dan terbebas dari penyakit termasuk penyakit lahiriah dan batiniah, terjamin keamanannya dan tidak terjebak pada kehidupan materialistik.

Dr Ira Alia Maerani SH MH; Dosen Fakultas Hukum Unissula Semarang