blank
Kayi Aunur Rofik bersama Romo Tirta Dewantara, Romo Kaspari , Pdt Danang Kristiawan, dan KRT Hendro Suryo Kartiko (Foto:Kanal Budiarto)

JEPARA (SUARABARU.ID) – Seruan untuk menghentikan kerusakan alam Karimunjawa mengemuka dalam acara Doa Bersama Lintas Agama dan Ruwatan Ageng Karimunjawa yang digelar di Taman Kerang Jepara, Senin (19/2-2024) malam. Juga penghentian kasus kriminalisasi terhadap aktivis – aktivis lingkungan Karimunjawa yang ingin mencegah terjadinya kerusakan alam yang semakin meluas. Karena itu harusnya Negara hadir lebih tegas.

Kyai Aunur Rofiq Ketua MWC NU Kecamatan Jepara, Pdt Danang Kristiawan Ketua Badan Musyawarah Antar Gereja Kabupaten Jepara, Romo Kaspari tokoh Budha dan Romo Tirta Dewantara dari Katolik yang ambil bagian dalam acara tersebut minta kepada semua fihak untuk menghentikan kerusakan alam Karimunjawa.

blank
KRT Hendro Suryo Kartiko saat memimpin ruwatan Bumi Karimunjawa

Hal tersebut diungkapkan dalam nasehatnya sebelum dilakukan doa bersama yang dipimpin oleh Kyai Aunur Rofiq. “Warga masyarakat dan aparat pemerintah seharusnya saling bahu membahu untuk menjaga kelestarian alam. Sudah menjadi kewajiban Negara untuk menjaga alam dari kerusakan hingga dapat dinikmati oleh generasi yang akan datang,” ujar Kyai Aunur Rofiq.

Sementara Romo Tirta Dewantara yang mengaku sudah beberapa kali mengunjungi Karimunjawa menyebut kawasan ini adalah anugerah terindah bagi Jepara yang telah menjadi kebanggaan Indonesia. Sebab kawasan ini mulai banyak dikunjungi wisatawan mancanegara. “Karena itu kita harus bersama-sama menjaganya,” pintanya

blank
Budayawan Fahrudin dalam orasi budaya
-Kanal Budiarto

Sedangkan Romo Kaspari menjelaskan, merawat, menjaga dan melestarikan alam adalah salah satu kewajiban yang diberikan oleh Hyang Maha Kuasa. “Alam yang terawat dan terjaga dengan baik akan memberikan kebahagiaan kepada umat manusia. Karena itu kerusakan alam dimanapun tidak boleh dibiarkan,” tegasnya

Hal senada juga disampaikan oleh Pdt Danang Kristiawan. “Alam dan manusia diciptakan oleh Dia (Allah). Karena itu harus terbangun relasi yang baik antara manusia dengan alam. Ini salah satu mandat yang diberikan Sang Pencipta kepada manusia yang diciptakan untuk merawat alam,” ujarnya. Kita boleh mamanfaatkan alam, tetapi tidak boleh merusaknya, tambahnya

blank
Seniman Budi Karya dalam salah satu penampilannya
-Kanal Budiarto

Pdt Danang Kristiawan juga mengajak warga masyarakat untuk memberikan dukungan doa kepada Daniel, aktivis Karimunjawa yang terjerat hukum akibat memperjuangkan lingkungan Karimunjawa yang lestari.

blank
Seruan penutupan tambak udang
-Kanal Budiarto

Sedangkan ruwatan bumi Karimunjawa dilakukan oleh KRT Hendro Suryo Kartiko, Ketua Persatuan Pedalangan Indonesia Kabupaten Jepara yang juga Ketua Padepokan Marga Langit Jepara. “Semoga melalui ritual ini semua keburukan yang mengancam kelestarian alam Karimunjawa dapat dihentikan,” ujarnya.

blank
Teatrikal kritik terhadap kehancuran Karimunjawa
-Kanal Budiarto

Pada acara Doa Bersama Lintas Agama dan Ruwatan Ageng Karimunjawa yang dipandu oleh Didin Ardiyansah ini juga tampil sejumlah seniman yang menyampaikan kritik terhadap penanganan tambak udang yang lambat dalam karya-karyanya mulai puisi, lagu, melukis hingga teatrikal.

Pada acara ini juga hadir kedua orang tua Daniel, Nano Warsono, Noorohmad, Yaswin serta sejumlah tokoh seniman dan budayawan Jepara

Menurut Fahrudin ketua panitia kegiatan, Doa Bersama dan Ruwatan Ageng Karimunjawa Lestari adalah prosesi spiritual dan ritual dalam budaya Jawa yang diharapkan dapat membuang segala keburukan untuk menjaga kelestarian alam Karimunjawa sebagai anugerah Allah SWT untuk umat manusia.

“Prosesi ini juga sebuah permohonan kepada Allah SWT untuk membebaskan alam Karimunjawa dari segala kerusakan dengan mengedepankan kearifan ekologis, kearifan budaya, keberlanjutan hidup, keragaman dan keadilan,” ujar budayawan Jepara yang akrab disapa Brodin.

Hadepe