“Berbeda dengan konvensional non-syariah yang setelah masa fix-nya habis akan kena floating (nilai berubah-ubah mengikuti suku bunga),” katanya.

Lebih jauh sebagai contoh kecil, menurut pengalaman Ardhi Firmansah sebagai marketing properti masyarakat lebih banyak mengakses KPR BTN.

“Perbandingannya paling banyak yang ambil KPR subsidi di BTN Syariah, dibandingkan KPR komersil,” ujarnya.

BTN Syariah Siap Spin Off

blank
Direktur Consumer BTN Hirwandi Gafar memberikan potongan nasi tumpeng kepada Kepala Divisi Syariah BTN Abdul Firman dalam Perayaan dan Tumpengan HUT BTN Syariah ke-19 di Jakarta, Kamis 15 Februari 2024. (Foto: Dok BTN)

BTN Syariah yang telah memasuki usia ke 19 usai merayakan ulang tahun ke-19 pada 14 Februari 2024. Kabarnya usai 19 tahun BTN Syariah telah menjadi salah satu penguasa pembiayaan KPR Syariah di Indonesia, asetnya melonjak dan segera melakukan spin off atau pemisahan dengan induk usaha.

Dalam rilis yang diterima Suarabaru.id tercatat BTN Syariah catat pembiayaan sebanyak 272.913 unit atau senilai Rp 34,6 triliun. Angka ini terdiri dari KPR Subsidi Syariah sebanyak 222.369 unit senilai Rp 23 triliun. Selanjutnya ada capaian KPR Non Subsidi Syariah pada angka 50.544 unit senilai Rp 11,6 triliun.

Semakin merebak dengan capaian yang diraih BTN Syariah, maka ada rencana di mana lini bisnis tersebut bakal melakukan spin off. Hal ini disebutkan karena aset perusahaan yang telah melampaui lebih dari Rp 54 triliun.

Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu menjelaskan menjalani uji tuntas dalam proses pemisahan unit usaha syariah (UUS). Opsi-opsi baru seperti mengakuisisi bank syariah lain hingga mendirikan bank syariah baru dikabarkan menyeruak. Di antaranya seperti mengakuisisi Bank Muamalat dan lainnya. Meski demikian belum ada pernyataan terbaru mengenai kabar tersebut.

Seperti diwartakan beberapa media, Nixon mengatakan bila pihaknya memastikan proses uji tuntas pemisahan USS akan selesai April tahun ini.

“Saat ini (BTN) memang sudah memenuhi syarat untuk rencana spin off. Diberikan waktu maksimal dua tahun dari November 2023. Artinya pada Oktober 2025 setidaknya kami sudah harus punya PT untuk lini syariah ini,” katanya.

Lebih jauh, UUS BTN kini membukukan laju laba bersih mencapai angka Rp 702,33 miliar tahun lalu. Rupiah itu terdongkrak 110,55% dibandingkan pada 2022 di angka Rp 333,58 miliar.

Diaz Azminatul Abidin