Lambat laun dia mantap menekuni profesinya itu dan bertahan selama tujuh tahun mengerjakan usahanya itu. Dengan beberapa faktor, Hendrik kemudian harus berpindah tempat membuka kios di kecamatan yang berbeda di Jalan Kedungmundu raya no 123, tandang, Tembalang pada tahun 2013-an.

Di tempat usaha yang baru dengan ukuran kurang lebih 4×2,5 meter itu dia harus mencari pelanggan baru. Kios yang disewa saat ini seharga Rp 8,5 juta untuk dua tahun. Namun tidak sulit jalannya, sebab secara keilmuan Hendrik sudah cukup berpengalaman merintis usaha dan skill bertambah.

“Saat pindah di sini yang penting bisa buat makan dulu satu bulan. Setelah itu ada kenaikan terus. Pendapatan tidak dihitung secara rinci (pembukuan) yang penting ada simpanan untuk kebutuhan sehari-hari hingga menabung untuk beli rumah sekarang,” katanya.

blank
Hendrik (44) sedang mendesain untuk membuat stempel perusahaan yang dipesan salah satu konsumen, di kiosnya Jalan Kedungmundu Raya No 123, Kelurahan Tandang, Kecamatan Tembalang Jumat 16 Februari 2024 siang. (Foto: Diaz Azminatul Abidin)

Proses Mendapat Rumah Impian

Melihat pendapatan yang kian stabil bahkan merasa diberi rezeki lebih dari Tuhan, Hendrik merasa harus menukarkan tabungannya dengan sesuatu yang lebih tampak. Muncullah dalam benak untuk membeli sebuah rumah impian.

Hal itu tentu sesuai dengan kemampuan finansial yang ada saat ini. Di mana untuk membeli rumah baru harus ada uang di luar pemenuhan kebutuhan pokok harian, hingga cukup membayar sekolah dua anaknya,

“Saya diberi rezeki lebih, lalu saya ingin beli rumah itu, rencana buat simpanan dahulu hasil dari tabungan. Yang penting punya rumah dulu, daripada ada uang tapi tidak tahu buat apa. Kalau dihitung-hitung satu bulan bisa nabung sekian, ya sudah cari-cari sesuatu untuk simpanan. Akhirnya ketemu jodohnya disitu (beli rumah),” cerita Hendrik.

Pada Juli 2022 Hendrik bertemu dengan salah seorang marketing property di laman media sosial Facebook bernama Ardhi Firmansah. Bermula dari perjumpaan di media sosial berlanjut dengan silaturahmi keduanya.

Ardhi yang cukup berpengalaman di bidang properti tak butuh waktu lama-lama untuk mendampingi Hendrik mendapatkan rumah yang diharapkannya. Ardhi Firmansah memberikan opsi rumah di beberapa perumahan yang berbeda lokasi.

Hingga akhirnya Hendrik meletakkan hati untuk sebuah rumah bernomor 46 di Perumahan New Cluster Diponegoro, Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang. Perumahan di salah satu sudut Kota Semarang itu berukuran tanah 6,5 x 12 m, bertipe 36.

Segala proses pemberkasan, BI Checking, biaya administrasi tahap awal, hingga proses wawancara dengan pihak PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, lewat BTN  Syariah berjalan mulus. Proses yang dijalani cukup cepat menurut Hendrik

“Juli 2022 itu proses pengajuan segala macam. Kemudian Oktober itu sudah bisa dihuni. Cepat kok,” kata dia.

Adapun alasan Hendrik memantapkan hati untuk lokasi perumahan tersebut karena jarak lokasi dengan tempat usahanya hanya butuh waktu 15-20 menit. Dia juga melihat jarak tempuh yang harus dijalani anak yang saat ini bersekolah di SMKN 1 Semarang di Jalan dr. Cipto.

Untuk pembayaran KPR Subsidi BTN Syariah, Hendrik menyesuaikan dengan kemampuan. Dia ingin melunasinya pada jangka waktu 10 tahun. Nilai yang dibayar Rp 1.407.000 tiap bulannya selama 10 tahun.

Nilai itu belum termasuk biaya lain-lain, seperti notaris, balik nama, pajak. Biaya lain-lain yang tidak bisa disamaratakan di tiap perumahan kata Hendrik, harus dikeluarkan berkisar Rp 30 juta-an. Namun nilai subsidi dari pemerintah tetap sama untuk KPR di tempat lain.

“Kenapa memilih skema BTN syariah? Saya merasa secara perhitungan sudah sesuai dengan kemampuan saya.  Waktu itu dihitungkan oleh bank, jadi dibimbing penghitungannya,” kata dia.

Uniknya rumah yang didapat Hendrik sesuai dengan brand usahanya yakni nomor 46. Angka 46 sebagai merek usaha pelat nomor dan stempel merupakan pemberian sang adik.  Lalu saat pembelian rumah, ada tiga rumah dengan nomor berbeda yang ditawarkan.

“Itu nomor 46, nomor 10, dan satunya lagi nomor berapa saya lupa. Ternyata nomor lain jadi jatah orang lain, dan ternyata nomor 46 untuk saya. Ya mungkin rezeki saya,” ucap Hendrik.

Ya, penamaan usaha dengan angka ‘46’ dari usaha rintisannya itu menjelma datangnya rejeki tersendiri untuk membeli rumah harapan KPR Subsidi di BTN Syariah. Hendrik akhirnya bisa menghuni istana kecil untuk keluarganya pada tahun 2022. Uniknya, secara kebetulan nomor rumah yang dihuni ayah dua anak ini, juga bernomor 46 sama seperti brand usaha yang dirintis.

Kemudahan Akses KPR

Kemudahan Hendrik dalam mendapatkan akses KPR dari BTN Syariah juga dirasakan Anjas Asmara, (29) salah satu warga Kota Semarang yang lain. Keinginan membeli rumah itu sudah jauh-jauh waktu diharapkannya. Dia ingin memiliki rumah sebelum menikah.

Pria yang berprofesi sebagai penjaga keamanan atau security itu bisa membeli rumah melalui KPR BTN Syariah di Kanaya Land, Kelurahan Bandungrejo, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak Jawa Tengah.

Meski sudah berbeda kota, lokasi itu dirasa cukup dekat dengan tempat tinggal semula dan lokasi kerja Anjas Asmara. Hanya sekitar 5 menit saja akses dari pusat perbelanjaan modern di Penggaron, Kota Semarang dengan perumahan meski berbeda kota.

“Mantap membeli rumah karena paling dekat dengan Kota Semarang, tidak terlalu jauh masuknya dari Transmart (pusat perbelanjaan modern terdekat) saja 5 menit ke rumah,” ujarnya

Saat itu, Anjas mencari informasi melalui marketing, mencari rumah terdekat dari kota Semarang. Kemudian diberi beberapa alternatif yang KPR nilai subsidi dengan cicilan murah.

“Dari marketing dikasih alternatif, prosesnya melengkapi syarat-syarat. Tidak terlalu mempersulit untuk beli rumah. Habis itu setelah approval BI Checking dan selesaikan segala administrasi termasuk deposit rumah dan setelah selesai tiga bulan kemudian sudah jadi rumahnya,” ucap Anjas merincikan.

Hendrik dan Anjas Asmara merupakan dua dari sekian banyak klien yang didampingi Ardhi Firmansah, sebagai freelance marketing properti saja di Kota Semarang dan sekitarnya. Dia telah banyak mendampingi masyarakat dengan dua profesi yang berbeda untuk mengakses rumah subsidi melalui KPR BTN Syariah.

“Saya banyak bertemu dengan klien dengan bagi-bagi brosur dan pasang iklan di internet, kemudian janjian untuk survey ke lokasi perumahan,” kata Ardhi Firmansah yang kurang lebih sudah lima tahun menggeluti profesi tersebut.

Ardhi mengakui cukup banyak masyarakat yang mendapat akses rumah subsidi KPR di BTN Syariah. Sebab BTN sudah cukup dikenal memiliki program KPR bersubsidi.

Ada alasan tersendiri KPR BTN Syariah menjadi menarik ketimbang KPR konvensional/non syariah. Menurutnya, KPR non syariah suku bunganya fluktuatif. Sementara KPR syariah suku bunga margin-nya cenderung lebih stabil dan angkanya tertulis jelas di awal ketika akad.