Raih predikat summa cumlaude, Suhendro resmi sandang gelar doktor. Foto: Dok/UKSW

“Kami sangat bersyukur atas kelulusan ini. Terima kasih atas bimbingannya dan mudah-mudahan kita berkolaborasi ke depannya,” kata Dr. H. Amir Junaedi.

Selain dihadiri keluarga dan Rektor UNIBA, yudisium juga dihadiri perwakilan dari Yayasan Perguruan Tinggi Islam Batik Surakarta yaitu Dr. Djoko Kristianto, S.E., M.M., Anita Wijayanti, S.E., M.M., Akt., Ph.D., dan Ratna Damayanti, S.T., M.M., Ph.D. Selain itu hadir dari Rektorat UNIBA Wakil Rektor 1 Dr. Ariy Khaerudin, S.H., M.H., Wakil Rektor 2 Dr. Kartika Hendra Ts., S.E., M.Si., Ak., Wakil rektor 3 Dr. Ida Aryanti, S.E., M.Si., serta Wakil Dekan Fakultas Ekonomi Drs. Sri Hartono, S.E., M.Si.

Sekilas disertasi

Pandemi akibat Covid-19 telah menimbulkan ketidakpastian di berbagai sektor dan beberapa negara mengalami krisis pasar dan resesi ekonomi. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan NYSE Composite mencatat penurunan sebesar 30 persen dan SSE Composite menunjukkan penurunan sebesar 10 persen. Ketidakpastian pasar selama pandemi juga tergambar dari tingginya level Chicago Board Options Exchange Volatility Index atau VIX sebagai indikator ketakutan investor. Oleh karena itu penelitian ini berupaya untuk mengetahui perilaku herding di ketiga pasar modal tersebut sebelum dan selama pandemi Covid-19.

Saham-saham yang terdaftar di DJIA (USA), SSE50 (China), dan LQ45 (Indonesia) pada tahun 2015-2021 dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Analisis herding menggunakan GARCH (Generalized autoregressive conditional heteroskedasticity) berdasar dispersi return saham individu terhadap return pasar secara cross-sectional absolute deviation (CSAD).

GARCH (1,1) menunjukkan bahwa investor DJIA dan LQ45 tidak melakukan herding dalam kondisi bullish/bearish, termasuk pasar ekstrim selama pandemi. Temuan menunjukkan bahwa volatilitas pasar yang tinggi kedua indeks terutama selama pandemi tidak berhubungan dengan perilaku herding. Namun, investor SSE50 terindikasi melakukan perilaku herding pada kondisi bearish sebelum pandemi. Hasil tersebut menyiratkan bahwa meskipun investor institusional dan berorientasi jangka panjang mendominasi saham-saham blue-chip, investor bertindak irasional dengan mengambil keputusan dengan meniru konsensus pasar atau investor lainnya.

“Kehadiran herding memperkuat teori behavioral finance mengenai perilaku irasional. Namun indeks volatilitas tidak mempengaruhi model herding pada ketiga indeks tersebut,” ungkap Dr. Suhendro dalam disertasinya.

Ning S