blank
Cawapres Ganjar Pranowo saat debat Capres (debat pamungkas). Foto: Dok/Tim

“Pemenuhan gizi sejak di dalam kandungan menjadi sebuah perhatian dan konsentrasi. Ini menjadi hal yang substantif bahkan sebelum pasangan itu akan menikah, maka dipastikan pemenuhan akan segala hal menuju dengan pernikahan baik itu fisiknya, kemudian kondisi psikisnya menjadi perhatian dan saya kira ini menjadi sebuah hal yang solutif yang ditawarkan oleh pasangan 03,” ungkapnya.

Ia juga setuju dengan program 1 Keluarga Miskin 1 Sarjana yang digagas Ganjar untuk menyelesaikan persoalan pendidikan. Menurutnya, program tersebut bisa menjadi solusi menurunkan angka ketimpangan dan meningkatkan angka aksesibilitas terhadap pendidikan tinggi bagi masyarakat kurang mampu.

“Sehingga, dengan adanya 1 Keluarga Miskin 1 Sarjana, diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan bagi keluarga miskin tersebut, sehingga keluarga yang hidup miskin dan anak yang menjadi sarjana tadi dapat menopang kehidupan keluarganya sehingga lebih sejahtera,” ujarnya.

Ganjar dalam debat, juga berkomitmen akan menghentikan liberalisasi pendidikan. Sehingga, ke depan pendidikan bukan lagi menjadi bisnis-oriented, tetapi service-oriented yang memastikan setiap warga negara mempunyai akses pada pendidikan tinggi.

Begitu juga dengan solusi konkret dalam mengatasi permasalahan Pekerja Migran Indonesia (PMI) di luar negeri. Ganjar Pranowo berkomitmen untuk melindungi dan memastikan pemenuhan hak para pekerja migran.

Ganjar-Mahfud akan memastikan keterjaminan WNI yang ada di luar negeri untuk mendapatkan akses pelindungan hukum yang jelas. Caranya dengan memaksimalkan fungsi kolaboratif lintas sektoral policymaker atau pemangku kebijakan dari tingkat daerah hingga pemerintah pusat.

“Saya melihat kerja sama lintas sektoral yang ditawarkan, baik dari tingkat Pemda, hingga pemerintah pusat, baik itu kementerian luar negeri, kemudian kementerian tenaga kerja, saya merasa menjadi hal yang solutif untuk perlindungan tenaga kerja,” imbuhnya.

Ning S