blank
Seorang warga Tuksongo, Borobudur, mencoblos pilihannya pada simulasi pemilu hari ini. Foto: eko

KOTA MUNGKID (SUARABARU.ID) – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Magelang menggelar simulasi pemungutan, penghitungan suara, serta penggunaan aplikasi Sirekap. Dilakukan di TPS 009, Desa Tuksono, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, hari ini (Rabu 31/1/24) .

Layaknya pada pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) yang sebenarnya, sudah dilengkapi piranti pendukung, lengkap dengan petugasnya. Dalam simulasi itu warga diminta mencoblos surat suara.

Ketua KPU, Afiffuddin, menjelaskan, simulasi itu untuk memastikan tahapan pemungutan dan penghitungan suara. Agar bisa memastikan perangkat KPU di jajaran badan adhoc dalam pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara. Di samping itu juga untuk sosialisasi kepada warga masyarakat secara langsung.

“Karena yang dilibatkan dalam simulasi itu adalah pemilih yang sesungguhnya,” katanya.

Dalam hal ini KPU mengambil sampel di TPS 009, Desa Tuksono, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang.

Hasil dari simulasi itu, menurut dia, akan dievaluasi. Intinya, hasilnya akan dikaji dan dianalisa, apabila ada hal-hal yang masih kurang.

blank
Seorang pemilih memasukkan surat suara dalam simulasi hari ini. Foto: eko

Tentang durasi waktu juga akan diperhatikan, karena hal itu dianggap penting. Hingga ketika betul-betul dilaksanakan, durasi waktunya sudah bisa terprediksi.

Dengan jumlah pemilih sebanyak 290 orang bisa selesai sampai jam berapa. Jumlah itu hampir mendekati jumlah pemilih maksimal 300 orang

Dijelaskan juga, KPU sengaja mengambil dua sampel, dalam melakukan simulasi. Sebelumnya di Desa Majaksingi, Kecamatan Borobudur. Pada simulasi yang pertama hanya surat suara pemilihan Presiden, DPRD provinsi dan DPRD II. Sekarang DPR RI dan DPD. “Hanya untuk mengestimasi waktu saja,” jelasnya

Sementara itu Ketua Bawaslu Kabupaten Magelang, M Habib Sholeh, di acara yang sama mengatakan, pihaknya memperhatikan tempat pemungutan suara (TPS) rawan. Ada 153 TPS rawan bencana karena ada di kawasan rawan bencana (KRB) 3 Gunung Merapi. Jumlah pemilihnya sekitar 30 ribu orang.

Data itu akan dimatangkan lagi. Dia akan berkoordinasi dengan BPBD untuk mengetahui kepastian berapa jumlah desa dan jumlah pemilihnya. Akan ditanyakan juga, kalau terjadi bencana harus mengungsi ke mana. Itu terkait bencana Gunung Merapi.

Selain itu ada 11 TPS yang pada Pemilu 2019 jumlah pemilihnya 100 persen. Akan dimatangkan lagi ada yang berhalangan, pergi, sakit atau tidak. “Kalau bisa 100 persen lagi, bagus,” katanya.

Eko Priyono