Ia berharap kegiatan ini benar-benar dimaknai dengan positif. Dari belajar untuk memudahkan pekerjaan, bukan sekedar untuk berburu sertifikat. Karena menurutnya sekarang yang sedang trend banyak guru mencari sertifikat. Sampai-sampai harus meninggalkan tugas utama, dan malah sibuk mengejar sertifikat atau mengikuti pelatihan pelatihan.
Diharapkan dengan berbantuan AI, tugas guru semakin ringan pembelajarannya, juga semakin menarik sehingga anak-anak ketika mengikuti pembelajaran tidak merasa bosan.
Ning Mulyati mengungkapkan, sejak Desember 2023 lalu SMP Kesatrian 1 Semarang telah menyandang logo sekolah berbasis Multiple Intelegent. Dimana pihaknya sudah membagi siswa per-kelas nya berdasarkan minat dan gaya belajarnya masing-masing. “Ini untuk menopang dan mendukung tuntutan pembelajaran berdiferensiasi di kurikulum Merdeka,” tukasnya.
Disampaikan, SMP Kesatrian 1 memiliki banyak program unggulan. Diantaranya adalah Tahfidz juz 30, yang diharapkan anak-anak selepas dari SMP Kesatrian 1 Semarang sudah hafal juz 30. “Dan yang paling baru, SMP Kesatrian 1 Semarang ini jadi pilot project ‘Sekolah Jujur Sekolah Saya’, jadi kita menanamkan karakter anti korupsi sejak dini, dengan harapan anak-anak selepas dari SMP sudah tertanam dalam dirinya jiwa anti korupsi,” terangnya.
“Untuk kegiatan sekolah jujur sekolah saya, kita ada pendampingan dari agen SPAK (Saya Perempuan Anti Korupsi), dari Inspektorat Kota Semarang, dan KPK. Tiga instansi itulah yang mengawal program ini, dan kita dimonitor setiap bulan. Ini sudah ber SK Walikota per Desember 2023 sebagai sekolah jujur sekolah saya,” tuturnya.
Menurut Ning Mulyati, penanaman karakter harus sudah selesai saat anak duduk di bangku SMP, dan lulus SMP tinggal jalan saja, karena yang paling sulit adalah di masa-masa SMP, harus benar-benar bisa menanamkan anak-anak nilai karakter yang baik.
“Selain prestasi di akademik, prestasi non akademik dan karakter, SMP Kesatrian 1 juga memiliki beberapa program diantaranya yang sudah jalan yakni membudayakan anak-anak supaya tidak lupa dengan bahasa sendiri, sehingga setiap hari Kamis kita menggunakan komunikasi dengan bahasa Jawa, dan pada hari Jumat kita ada English day,” jelasnya.
“Bahasa Inggris itu juga salah satu program yang kami tekankan. Selain kekinian, anak-anak bisa menguasai bahasa Inggris, tapi juga tidak lupa dengan budaya bahasa kita sendiri,” tandasnya.
Ning S