SEMARANG (SUARABARU.ID) – Pegiat media sosial (medsos), Prihati Utami, membeberkan cara bagaimana seharusnya masyarakat melihat karakter pemimpin pada Pemilu 2024 nanti.
Lewat akun Facebook miliknya yakni @Prihati Utami, dirinya membeberkan cara mudah mengenali ketiga calon presiden (Capres) yang saat ini berkontestasi pada Pilpres 2024, yakni dengan melihat rekam jejak selama mereka memimpin dalam skala yang lebih kecil.
Diketahui, semua pasangan calon presiden-calon wakil presiden pada Pilpres 2024 yakni nomor urut 1 Anies Rasyid Baswedan-Muhaimin Iskandar, nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD masing-masing memiliki latar belakang sebagai pejabat. Mulai dari wali kota, gubernur hingga menteri.
Prihati Utami mengatakan, saat Pilpres 2024 ini, apa yang menjadi pilihan rakyat akan menentukan ke mana arah peradaban negara. Makanya dalam pemilihan harus selektif untuk mendapatkan pemimpin berintegritas, kompeten, dan beretika.
“Salah satu yang menjadi bagian pertimbanganku dalam memilih pemimpin adalah rekam jejaknya. Sebab semua orang bisa membicarakan gagasan super hebat ataupun dengan narasi-narasi tertentu. Makanya untuk melihat visi-misinya bisa terealisasi, perlu menilai dari kinerjanya selama di pemerintahan,” katanya, Kamis (18/1/2024).
“Kebetulan semua kandidat capres pernah menduduki posisi di pemerintahan dan adanya debat capres dengan berbagai tema. Jadi memudahkan kita untuk menilai kinerja dalam pemerintahannya. Apalagi semuanya membawa visi-misi dalam jabatan tersebut,” katanya.
Selama debat capres debat ketiga di Istora Senayan, Jakarta Pusat pada Minggu (7/1/2023) malam, semua kandidat menunjukkan hasil kinerjanya, kecuali capres nomor urut 2. Pada soal debat, Prabowo terlihat jarang menunjukkan kinerjanya dalam pemerintahan, bahkan lebih sering memuji kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Tak hanya itu, Prabowo juga sering kali hanya mengatakan setuju dengan Ganjar soal pembangunan pertahanan ke depan.
Prabowo juga tidak pernah menyebutkan kinerja baiknya di Menteri Pertahanan dan tanggung jawabnya dalam proyek Food Estate. Jika berhasil dan patut untuk ditiru, maka seharusnya membanggakan keberhasilan tersebut, bukan ditutupi.
Sangat berbeda dengan Ganjar yang sejak awal langsung menunjukkan kinerjanya dari saat menjabat di DPR RI hingga menjabat Gubernur Jateng. Demi meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan membuka lowongan pekerjaan, Ganjar membuat birokrasi yang mudah, murah, dan cepat serta bebas dari pungli. Sehingga arus investasi meningkat dan banyak perusahaan relokasi ke Jateng.
“Ganjar juga mewujudkan gagasan 1 keluarga miskin 1 sarjana dan 1 desa 1, sebab waktu menjabat Gubernur dengan anggaran sedikit dan memiliki wilayah luas, Ganjar mampu membangun 71 puskesmas dan membangun SMK Jateng gratis khusus keluarga miskin,” katanya.
Dirinya juga membahas mengenai visi-misi yang dibedah terus-menerus dan mencari rekam jejaknya dalam pemerintahannya. Selama ini, Ganjar memang memiliki tim ahli untuk melakukan riset, mampu membuat kerja sama dengan berbagai pihak, mempertimbangkan wong cilik, perempuan, dan disabilitas, hingga ikut turun langsung ke lapangan.
“Tidak perlu saya sebutkan siapa capres yang saya pilih. Kalau membaca secara komprehensif pasti tahu. Yah semua masyarakat dapat menilai capres kebanggaan masing-masing,“ katanya.
“Sebab ketiganya memiliki rekam jejak dalam pemerintahan. Dan perlu diingat untuk memilih berdasarkan keputusan rasional, bukan emosional,” tegasnya.
Ning S