blank
Anggota Yayasan Sahabat Setia Satwa dalam konferensi pers di Semarang, Selasa 16 Januari 2024. (Foto: Diaz Aza)

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Yayasan Sahabat Setia Satwa Semarang buka suara soal polemik open donasi yang dipertanyakan Christian Joshua Pale aktivis dari Animals Hope Shelter Indonesia, dan netizen di media sosial.

Ketua Yayasan Sahabat Setia Satwa Semarang Yong Liem telah mempertegas akan mengembalikan seluruh uang yang masuk dari donatur sekira Rp 140 juta. Hal ini menjadi opsi terakhir karena tidak adanya titik temu komunikasi dengan Joshua Pale soal penjelasan niat open donasi.

Menurutnya, adanya uang yang masuk dari open donasi itu akan diserahkan ke Christian Joshua Pale untuk biaya perawatan ratusan anjing selama di Semarang. Karena saat itu, anjing-anjing masih menjadi barang bukti oleh Polrestabes Semarang.

“Tapi berkembangnya waktu kami menunggu tidak ada kesepahaman komunikasi antara kami dengan Joshua Pale. Saat di Polrestabes Semarang komunikasi dengan Joshua Pale baik, tapi entah kenapa setelahnya donasi yang hendak kami serahkan itu ditolak,” kata Yong Liem di Semarang, Selasa 16 Januari 2023.

Yong Liem menyatakan bila donasi yang terkumpul dari masyarakat untuk kasus anjing jagal itu mencapai Rp 140 juta. Pihaknya akan mengembalikan ke masyarakat sesui metode saat komfirmasi pengiriman seperti pesan (DM) Instagram.

“Jadi kami banyak dihujat. Tapi saya jelaskan kami tidak hidup dari donasi. Yayasan Sahabat Setia Satwa murni non profit. Selama ini hati kami memang bergerak untuk edukasi dan penyelamatan binatang,” kata Yong Liem pengusaha di Semarang itu.

Kronologi

Seperti diketahui sebelumnya Yayasan Sahabat Setia Satwa membeberkan perannya dalam kasus penyelamatan ratusan anjing di Semarang.

Penangkapan pelaku penyelundupan anjing untuk dijagal di Sragen dilakukan oleh Polrestabes Semarang beberapa waktu lalu berawal dari laporan investigasi Animals Hope Shelter Indonesia.

Menurut Yong Liem, peran Yayasan Sahabat Setia Satwa saat itu ikut membantu dalam perawatan anjing-anjing tersebut. Sebab yayasan tersebut jug merupakan binaan Polrestabes Semarang.

“Jadi saat malam kejadian sampai pagu, kami turut membantu me-rescue anjing-anjing dari truk ditemukan juga banyak yang sakit. Seperti melepaskan tali-tali yang di mulut anjing, membuka karung, memberi minum, makan. Jadi memang sebatas itulah perab kami sebagai yayasan binaan Polrestabes Semarang,” kata dia.

Setelahnya perihal open donasi, untuk menampung partisipasi masyarakat yang ingin membantu dalam perawatan hewan usai kasus penangkapan sindikat jagal anjing yang besar di Jawa Tengah itu.

“Kami ingin uang donasi dari keinginan masyarakat itu amanah. Adapula masyarakat yang pokoknya uang itu ditransfer atau diterima dulu, setelahnya uangnya dipakai untuk apa (terkait penyelamatan anjing) terserah. Tapi dengan adanya ketidaksepahaman ini dan uang donasi ditolak, maka yang terbaik dengan mengembalikannya ke donatur 100 persen,” kata dia.

Pihaknya juga mengaku terbuka, ingin transparan soal aliran dana yang masuk. Bahkan bila ingin diperiksa justru akan lebih bagus.

Edukasi

Lebih lanjut, pada intinya Yayasan Sahabat Setia Satwa di Semarang ingin terus mengedukasi masyarakat, bila anjing atau kucing merupakan hewan peliharaan bukan pangan. Apalagi, kata Yong Liem, anjing itu hewan yang cerdas bahkan setia.

“Di Semarang warung penjual masakan daging anjing itu dikenal sebagai Warung RW. Bahasa kasarnya konsumsi daging anjing itu untuk ‘surungan’ atau pelengkap orang minum minuman keras (alkohol). Nah apalagi itu dipakai buat mabuk-mabukan nanti angka kriminalitas naik, kan begitu. Yang jelas anjing itu bukan hewan konsumsi,” kata dia.

Diaz Aza