blank
Komunitas Kentrung KEN PALMAN menorehkan prestasi dengan meraih penghargaan tertinggi “KOMUKINO AWARD”

JEPARA (SUARABARU.ID) – Mengawali tahun 2024, komunitas Kentrung KEN PALMAN menorehkan prestasi dengan meraih penghargaan tertinggi “KOMUKINO AWARD” dari Rektor Universitas Semarang. Komukino sendiri merupakan gelaran festival budaya yang diselenggarakan oleh Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Semarang. Untuk tahun 2024 ini merupakan penyelenggaraan yang ke Sembilan. Dan digelar pada hari Kamis, 11 Januari 2024 di Auditorium Ir. Widjatmoko Universitas Semarang.

Dalam sambutannya, Rektor Universitas Semarang, Dr. Supari, ST.MT, menyambut gembira dengan kembali terselenggaranya Festival Komukino ini setelah terjeda beberapa tahun selama masa pandemi covid-19. Lebih jauh dia menekankan akan arti penting kreativitas bagi mahasiswa dalam menghadapi dinamika kehidupan bermasayarakat setelah mereka menyelesaikan studinya. Dan kegiatan-kegiatan semacam Festival Komukino ini bisa menjadi salah satu media mengasah potensi diri masing-masing mahasiswa.

blank
Penyerahan Komukino Award 2024 kepada Komunitas Kentrung KEN PALMAN Jepara

Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi, Edi Nurwahyu Julianto, S.Sos, M.I.Kom, yang juga selaku penanggungjawab lapangan kegiatan ini menjelaskan bahwa meskipun diselenggarakan oleh mahasiswa USM, tetapi ajang festival ini selalu merangkul keterlibatan masyarakat seluruh Jawa Tengah. “Untuk yang ke 9 ini kami memang mengangkat potensi-potensi komunitas seni yang ada di Jawa Tengah, khususnya yang melibatkan anak-anak generasi milenial dan genzi, yang tetap berupaya mempertahankan seni-seni tradisi di tengah gempuran produk-produk seni global seperti gelombang K-POP beberapa tahun belakangan,” jelasnya lebih lanjut.

Penghargaan Komukino Award

Selanjutnya Edi memaparkan bahwa Komukino Award diberikan kepada komunitas yang dinilai memiliki andil secara signifikan dalam upaya pelestarian seni budaya di daerah masing-masing. “Untuk tahun ini kami menyeleksi komunitas-komunitas seni dari masing-masing karesidenan, dengan melihat rekam jejak mereka baik yang tersebar di sosial media maupun media-media mainstream, kemudian diperkuat dengan hasil interview dari tim yang menyambangi langsung ke lokasi domisili komunitas tersebut,” jelasnya.

blank
Penampilan Kentrung KEN PALMAN Jepara pada Komukino Award 2024

Lebih jauh Edi menjelaskan bahwa hasil penilain tim juri yang terdiri dari dosen-dosen Universitas Semarang, secara aklamasi menetapkan Komunitas Kentrung Ken Palman dari Jepara sebagai peraih Komukino Award tahun 2024.
Tentu saja penghargaan ini cukup menggembirakan bagi Sarjono atau yang lebih dikenal dengan nama Mbah John sebagai orang yang bertanggung jawab atas eksistensi Ken Palman. Sarjono sendiri pada tahun 2022 adalah peraih pernghargaan dari Bupati Jepara sebagai Tokoh Peduli Seni Tradisi.

Dalam penjelasannya, Sarjono menceritakan proses terbentuknya komunitas kentrung Ken Palman yang berawal dari keprihatinannya akan nasib Seni Kentrung, khususnya “kentrung Jepara” yang bisa dibilang nyaris punah, dengan semakin sedikitnya seniman-seniman kentrung.

Menurut catatannya pada tahun 2016, seniman kentrung di Jepara tinggal dua orang yaitu Mbah Suparmo dan Mbah Ahmadi yang keduanya sudah berusia lanjut. Padahal awal tahun 2000-an, masih cukup banyak seniman kentrung yang eksis di berbagai pelosok Jepara.

Berawal dari situ, pada tahun 2017, melalui yayasan Jungpara yang dikelolanya, mengadakan pelatihan Kentrung Jepara, dengan merekrut seniman-seniman muda dari berbagai cabang seni, termasuk aktivis-aktivis teater mahasiswa yang ada di Jepara.

Pelatihan yang disebutnya “Kelas Kentrung” itu berjalan rutin seminggu dua kali selama satu tahun dengan mendatangkan Mbah Suparmo sebagai pelatih. Kelas Kentrung itu akhirnya membuahkan hasil dengan terbentuknya Komunitas Kentrung Ken Palman yang dengan fasilitasi Dewan Kesenian Jepara dan Disparbud melakukan pentas perdana pada ajang Festival Seni Tradisi Jawa Tengah di Brebes pada tahun 2018. Dan komunitas ini tetap eksis dan sering mewarnai panggung-panggung pementasan di Jepara hingga saat ini.

Hadepe – Mbah John