blank
Majelis Tinggi Partai Nasdem

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat mengatakan, upaya pemerintah menekan jumlah kasus kanker leher rahim dan payudara, harus mendapat dukungan penuh semua pihak. Hal ini dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatan para perempuan di Indonesia.

”Para perempuan adalah Ibu Bangsa, yang melahirkan generasi penerus, dan harus memiliki daya saing yang tinggi. Sehingga kualitas kesehatan perempuan, merupakan faktor penting untuk diwujudkan melalui sejumlah kebijakan di sektor kesehatan Nasional,” kata Lestari dalam keterangan tertulisnya, Senin (8/1/2024).

Pada pertengahan Desember 2023 lalu, pemerintah meluncurkan Rencana Aksi Nasional (RAN) Eliminasi Kanker Leher Rahim (2023-2030), yang ditujukan untuk mengatasi kasus-kasus kanker leher rahim secara menyeluruh. Mulai dari upaya pencegahan, hingga menyempurnakan sejumlah tindakan.

BACA JUGA: Jokowi Beri Tanggapan, Usai Ganjar Pranowo Beri Skor 5 pada Kemenhan

Selain itu, pemerintah juga memasukkan obat target terapi Trastuzumab untuk HER2 positif stadium dini kanker payudara, dalam Formularium Nasional (Fornas), atau daftar obat terpilih, yang dibutuhkan sebagai acuan penulisan resep pada pelaksanaan pelayanan kesehatan, dalam penyelenggaraan program Jaminan Kesehatan Nasional.

Pada satu kesempatan, Menteri Kesehatan mengungkapkan, pihaknya tengah fokus untuk mengatasi tiga jenis kanker utama di Indonesia. Yaitu kanker serviks (leher rahim) dan kanker payudara pada perempuan, serta kanker paru pada pria.

Lestari yang juga penyintas kanker payudara itu, memberikan apresiasinya pada upaya pemerintah, dalam meningkatkan pelayanan kesehatan bagi para penderita kanker di Tanah Air, termasuk langkah memasukkan Trastuzumab untuk terapi kanker payudara HER2 positif stadium dini dalam Fornas, yang telah diperjuangkan para penderita kanker sejak lama.

BACA JUGA: Penampilan Ganjar bak Pilot Pesawat Tempur

Menurut Rerie, sapaan akrab Lestari, upaya pemerintah mengedepankan peningkatkan layanan kesehatan perempuan, merupakan langkah strategis dalam menjaga kelangsungan proses regenerasi di negeri ini.

Apalagi, ujar Rerie, berdasarkan catatan Globocan yang dirilis badan kesehatan dunia (WHO) pada 2020, di Indonesia terdapat 396.914 kasus baru, dan 234.511 kematian akibat kanker.

Dari angka kematian itu, tambah Rerie yang juga legislator dari Dapil II Jateng itu, tercatat kanker payudara dan serviks, sebagai pembunuh terbesar perempuan di Indonesia.

Anggota Majelis Tinggi Partai Nasdem itu sangat berharap, adanya peningkatan kualitas kesehatan masyarakat, sebagai bagian dari proses pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) Nasional, menjadi perhatian serius para pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah, demi mewujudkan generasi penerus bangsa yang berdaya saing di masa depan.

Riyan