blank
Pj Bupati Kudus Bergas C Penanggungan meninjau stand pameran UMKM. foto: Ali Bustomi

KUDUS (SUARABARU.ID) – Upaya untuk menyejahterakan masyarakat terus dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Kudus. Di tangan Penjabat Bupati Kudus, Bergas Catursasi Penanggungan, upaya itu diejawantahkan dalam 5 program unggulan yang menyasar sektor kebencanaan, pengolahan sampah, perekonomian, pendidikan, dan ketenagakerjaan.

“Lima program yang sedang kami genjot ini kembalinya ke masyarakat sendiri,” ucapnya ditemui usai Gebyar PKL Kudus, Sabtu (6/1).

Bergas menjelaskan, program unggulan tersebut mendukung 10 poin Proyek Strategis Nasional (PSN) yang juga bermuara pada kesejahteraan masyarakat. Pihaknya menambahkan, mandat dari Menteri Dalam Negeri yang menjadikannya sebagai Penjabat Bupati akan dijalankan dengan sebaik-baiknya dengan penuh semangat untuk selalu berinovasi, yaitu melalui 5 program unggulan miliknya.

Program pertama, yakni sektor kebencanaan. Bergas menuturkan, saat mandat dari Kemendagri turun, hal pertama yang terlintas dalam benaknya ialah ingin membereskan permasalahan banjir. Memang, untuk mengatasi bencana banjir di Kabupaten Kudus perlu proses yang panjang. Namun, upaya yang menjadi fokus Bergas saat ini ialah menuntaskan permasalahan banjir di kawasan Jembatan Tanggulangin, Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati.

“Kami berupaya mengatasi bencana banjir yang ada di Kudus. Salah satunya yang hampir setiap tahun terkena dampak banjir, yaitu tepatnya di kawasan Jembatan Tanggulangin, Desa Jati Wetan,” paparnya.

Pj. Bupati memastikan, upaya mitigasi banjir nonstruktural telah dilakukan. Tak kalah, mitigasi secara struktural digas pol dengan Kencing Drain hasil kerja sama dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Bergas menyatakan, dukungan penuh BBWS Pemali Juana menjadi angin segar masyarakat sekitar terbebas dari banjir. Rencananya, Kencing Drain akan mulai dibangun awal tahun ini.

“Awalnya Kencing Drain akan dibiayai melalui APBD. Tapi, saat kami berkoordinasi dengan BBWS Pemali Juana, mereka siap bekerja sama membangun Kencing Drain. Pembangunan ini juga akan menjadi contoh penanganan banjir di wilayah lain,” jelasnya.

Tak hanya Kencing Drain, Bergas membentuk Kecamatan Tangguh Bencana (Kencana). Hal ini dilakukan agar masyarakat makin sigap menangani bencana di wilayah masing-masing. Nantinya, Kementerian Dalam Negeri melakukan supervisi ke 9 kecamatan di Kabupaten Kudus. Pj. Bupati mengatakan, telah menyiapkan anggaran untuk pencanangan tersebut.

“Pencanangan Kencana penting agar masyarakat bisa sigap dan terbentuk relawan kebencanaan, relawan kebakaran dan lain sebagainya,” imbuhnya.

Selain kebencanaan, Pj. Bupati mencanangkan program integrasi pengolahan sampah. Pihaknya menjelaskan, sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tanjungrejo Kudus sekitar 500 ton per hari. Padahal, menurutnya, sampah punya nilai ekonomi. Dari sanalah, Bergas mencanangkan program pengolahan sampah yang efektif dan terintegrasi sehingga pada akhirnya sampah yang masuk ke TPA 0 persen.

“Kami melihat ada potensi yang bisa dikembangkan dari 500 ton sampah yang masuk TPA. Kalau sampah itu bisa diolah, didaur ulang, maka bisa bernilai ekonomi dan turut meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” terangnya.

Pihaknya menerangkan akan memanfaatkan sarpras yang ada. Terlebih, sudah ada beberapa desa di Kecamatan Kaliwungu yang memiliki Tempat Pembuangan Sampah (TPS) menggunakan sistem 3R (reduce, reuse dan recycle). Guna membangun sistem terintegrasi, pihaknya telah menjalin komunikasi dengan Direktorat Sanitasi Kementerian PUPR. Gayung bersambut, Kabupaten Kudus akan menjadi titik kerja sama SwedFund. Pihak konsultan PUPR pun memberikan dukungan studi kelayakan terkait pengolahan limbah.

“Dari situ, nanti bisa diketahui apakah pengolahan limbah kita secara keilmuan, infrastruktur, maupun hal lainnya sudah layak atau belum,” terangnya.

Apabila berjalan mulus, dokumen SwedFund menjadi pondasi agar sistem pengolahan sampah berjalan dengan baik.

Selain itu, terdapat satu desa di Kabupaten Kudus yang dapat mengolah sampah plastik menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM). Bergas mengutarakan, jika potensi itu dikembangkan menjadi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Ada salah satu desa yang bisa mengolah sampah plastik jadi BBM. Kalau dikembangkan jadi BUMDes, pasti bisa menambah penghasilan warga setempat,” paparnya.

Program selanjutnya, yakni Kudus 24 Jam. Bergas mengupayakan agar beberapa wilayah di Kabupaten Kudus dapat terus beraktivitas dan bisa meningkatkan kesejahteraan warganya selama 24 jam. Hal itu sudah dimulai di kawasan Sunan Muria. Bergas melihat ada potensi kawasan Sunan Kudus bisa hidup 24 jam.

“Artinya, peluang itu juga ada di kawasan wisata religi Sunan Kudus yang dapat terus beraktivitas selama 24 jam,” ucapnya.

Pj. Bupati menjelaskan, rencana Kudus 24 jam disambut baik oleh Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus (YM3SK). Selanjutnya, pihaknya bersama jajaran menyiapkan Blueprint berupa komitmen Pemerintah Kabupaten Kudus bersama 10 desa penyangga sekitar Menara Kudus agar dapat beraktivitas selama 24 jam.

“Prosesnya panjang. Ada Focus Group Discussion (FGD) dulu dengan stakeholder terkait. Kami menyadari waktu kami terbatas. Sehingga kami menyiapkan pondasinya dulu untuk mengarah ke sana,” ucapnya.

Selanjutnya, program unggulan yang digagas, yakni pendidikan unggul bagi siswa berprestasi dari keluarga kurang mampu. Pj. Bupati menjelaskan akan mewadahi siswa yang memiliki prestasi dari keluarga kurang mampu tanpa dibatasi kuota maupun zonasi. Mereka nantinya tak hanya mendapatkan pelajaran sekolah, tapi juga les tambahan. Kalau berhasil, program ini akan dikoneksikan dengan SMA vokasi yang sudah ada di Kabupaten Kudus.

“Program pendidikan ini khusus untuk mereka yang berprestasi dari kalangan kurang mampu. Biar kecerdasan mereka didukung fasilitas yang mumpuni,” terangnya.

Pj. Bupati menjelaskan, siswa lulusan pendidikan unggulan siap menjadi tenaga kerja yang andal. Diharapkan, program itu turut memutus rantai kemiskinan yang ada di Kabupaten Kudus.

“Jika berjalan baik, sang anak bisa mendapatkan pekerjaan dan penghasilan yang layak. Sehingga jangka panjangnya dapat menekan angka kemiskinan di Kudus,” urainya.

Program terakhir, yakni sektor ketenagakerjaan. Bergas berupaya menyediakan ruang bagi para para pencari kerja dengan menjalin kemitraan bersama Indonesia Japan Business Network (IJBNet). Kerja sama ini memungkinkan pengiriman tenaga kerja andal dari Kabupaten Kudus yang telah menguasai 18 bidang pekerjaan ke Jepang.

“IJBNet membawahi 18 bidang pekerjaan yang dibutuhkan di Jepang mulai dari pertanian, tata boga, perhotelan, pertanian, dan lain-lain. Jadi memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi tenaga kerja,” ungkapnya.

Mekanismenya, calon tenaga kerja terpilih dilatih bahasa Jepang di Balai Latihan Kerja (BLK) sesuai standar IJBNet. Kemudian kemampuan teknisnya diuji langsung oleh pemilik perusahaan di Jepang. Kalau prosesnya sesuai, sekitar 6 bulan setelah belajar di BLK, tenaga kerja andal dan terlatih dapat dikirim ke Negeri Sakura.

“Jadi, setelah dilatih di BLK ada tindak lanjutnya, yakni bisa bekerja di Jepang,” paparnya.

Bergas menyampaikan, biasanya, ada kontrak selama 3 tahun yang ditawarkan setelah bekerja di Jepang. Kalaupun tidak diperpanjang, tenaga kerja dapat menerapkan ilmu yang didapat di Jepang untuk kemajuan Kabupaten Kudus.

“Tawaran kontraknya sekitar 3 tahun. Setelah itu, biasanya ada yang diperpanjang dan ada yang tidak. Kalau tidak diperpanjang, masih bisa menikmati hasil kerja atau untuk tenaga ahli, misalnya di bidang pertanian bisa menerapkan ilmunya di Kudus,” pungkasnya.

Ali Bustomi