blank
Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi (pegang mike) menunjukkan barang bukti kasus pembunuhan berantai. Ikut mendampingi Kabid Humas Polda Kombes Satake Bayu Setianto dan Kapolres Wonogiri AKBP Andi M Indra Waspada (kesatu dan kedua dari kiri) serta Bupati Wonogiri Joko Sutopo (keempat dari kiri).(Dok. Humas Polres Wonogiri)

WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Polres Wonogiri, berhasil mengungkap lagi temuan tambahan dua orang korban pembunuhan berantai yang dilakukan tersangka Sarmo (35). Dua korban, terdiri atas Katiyani (26) dan Sudimo (45). Jadi totalnya ada empat orang korban yang dibunuh secara berantai oleh tersangka.

Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi, Sabtu (30/12), mengungkapkan, pembunuhan berantai di Wonogiri ini, termasuk kasus menonjol di akhir Tahun 2023. ”Keberhasilan mengungkap kasus pembunuhan dengan empat orang korban ini, merupakan prestasi,” puji Kapolda.

Karena pengungkapnnya dilakukan melalui hunter system dengan Scientific Crime Investigation atau penyidikan berbasis ilmiah. Terkait ini, Polda memberikan back up untuk melakukan pendalaman kasusnya. Termasuk akan menurunkan petugas dari Labfor, Inafis dan Dokkes Polda Jateng.

Memberikan penjelasan dalam konferensi pers yang digelar di Mapolres Wonogiri, Kapolda didampingi Kapolres Wonogiri AKBP Andi M Indra Waspada Amirullah, Dirreskrimum Polda Jateng Kombes Johanson Ronald Simamora, Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Satake Bayu Setianto. 

Juga hadir para Kapolres se Solo Raya, Bupati Wonogiri Joko Sutopo, Dandim 0728 Letkol (Inf) Edi Ristriyono bersama jajaran Forkompinda, Wakapolres Kompol Andi M Akbar Mekuo bersama para Pejabat Utama (PJU) Polres Wonogiri.

Katiyani (26) adalah satu dari dua korban tambahan yang berhasil diungkap petugas. Ia adlah Ibu Rumah Tangga (IRT) warga Dusun Siglonggong, Desa Sanan, Kecamatan Girimarto, Kabupaten Wonogiri.

Dicekik

Kerangka Katiyani, ditemukan 11 Mei 2020 di lahan kosong dekat Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Giriharjo, Kecamatan Puhpelem, Kabupaten Wonogiri.

Korban Katiyani pamit meninggalkan rumah kepada suaminya, Gito, Tanggal 12 Februari 2020. Sejak itu, dia tidak pulang ke rumah dan belakangan terungkap menjadi korban pembunuhan Sarmo. ”Dicekik dan kepalanya dibenturkan ke lantai. Kemudian saya buang ke tanah kosong,” ujar Sarmo, warga Dusun Ciman, Desa Semagar, Kecamatan Girimarto, Kabupaten Wonogiri.

Lain halnya dengan korban Sudimo, Senin malam Tanggal 27 Februari 2022, dia diracun dengan apotas yang dicampurkan ke minuman yang disuguhkan. Untuk selanjutnya, oleh Sarmo dibuatkan alibi seakan-akan dia tewas karena menegak racun pembasmi hama.

Yakni dengan membawa mayatnya ke lokasi tegalan dan disampingnya ditaruh tangki penyemprot hama tanaman, serta pada tangannya dipegangkan botol kemasan wadah obat hama. Kasus ini, berhasil diungkap Minggu (24/12).

Sebagaimana diberitakan, sebelumnya telah diungkap dua kasus pembunuhan berantai yang dilakukan Sarmo, terdiri atas Agung Santosa yang dibunuh Tanggal 24 Nopember 2021. Kasus ini terungkap pada Tanggal 11 Desember 2023, ditandai dengan penemuan mayatnya yang dikuburkan di Alas Dorok, Dusun Ciman, Desa Semagar, Kecamatan Girimarto, Kabupaten Wonogiri.

Menyusul korban Sunaryo yang ditimbun sekam limbah penggergajian di gubuk milik Sarmo. Posisinya berada di bawah tempat tidur Sarmo. Kasusnya terungkap Tanggal 11 Desember 2023, setelah kerangka Sunaryo sempat dibakar dan dihancurkan oleh pelaku, sebagai upaya menghilangkan jejak.
Bambang Pur