Oleh : Ilham Dhitsaha Tanlalana Firoyan, S.Pd
Pada era modern ini olahraga sudah masuk menjadi bagian penting dalam sebuah industry sebab olahraga memiliki pasar yang besar. Bahkan penyelenggaraan sebuah even olahraga dapat membantu mengembangkan perekonomian suatu daerah.
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan pembelajaran yang tidak terpisahkan dari keseluruhan pendidikan. Aktivitas jasmani menjadikan fokus utama untuk mewujudkan tujuan umum Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Melalui Kemdikbudristek penekanan proses pembelajaran harus berpihak pada murid, serta bermakna.
Pernahkah Bapak/Ibu membayangkan dalam satu proses pembelajaran siswa dapat memainkan berbagai peran?
Selama Bapak/Ibu mengajar pernahkan menjumpai siswa yang menyukai olahraga namun karena tidak bisa sehingga siswa lebih suka menonton?
Nah, salah satu alternatif model pembelajaran untuk menjawab pertanyaan di atas adalah melalui Sport Education Model(SEM). Sport Education Model merupakan salah satu model pembelajaran dengan pendekatan holistik, menarik serta membangun siswa menjadi individu yang kreatif, sehat jasmani dan rohani.
Sport Education Model atau disebut SEM menekankan pentingnya berbagi peran dalam sebuah pernyelenggaraan pertandingan, siswa dapat memainakan peran sebagai pelatih, pemain, wasit, pencatat pertandingan, panitia pertandingan, supporter bahkan sampai pada peran menjadi penjual atau pedagang. Dalam proses pembelajaran ini murid dihadapkan pada situasi yang kencerminkan kehidupan nyata di dunia olahraga, selain itu SEM mengajarkan siswa untuk berkolaborasi, bertanggung jawab secara individua tau kelompok.
Pembelajaran SEM memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
- Pengelolaan musim (penyiapan, latihan dan Kompetisi)
- Afiliasi
- Penyiapan pertandingan formal
- Puncak pertandingan
- Pencatatan pertandingan
- Festival akhir kompetisi (festivity)
- Evaluasi dan refleksi penerapan sem dalam Pembelajaran PJOK
Di sini penulis ingin berbagi pengalaman mengenai penerapan pembelajaran SEM yang memberikan pengalaman secara langsung kepada siswa dalam proses pembelajaran. Pada saat proses persiapan pengelolaan musim siswa berlatih membuat kelompok, memilih jenis pertandingan.
Proses kedua adalah afiliasi, siswa diberi keleluasaan untuk memnyusun strategi bagi kelompok pemain, kemudian melakukan sosialisasi kepada semua kelompok.
Proses ketiga siswa melakukan drawing pertandingan, membuat bagan pertandingan, menyusun jadwal pertandingan, mempersiapkan teknis mulai dari lapangan, peralatan pertandingan, kesiapan peran.
Proses keempat, melaksanakan pertandingan serta melaksanakan tugas sesuai peran masing-masing (pemain, pelatih, supporter, jurnalis, komentator, ball boy).
Proses selanjutnya adalah akhir festival kompetisi, pengumuman pemenang pertandingan, pengumunan juara, serta ceremony pemberian hadiah kepada peserta.
Proses terkahir dalam pembelajaran SEM adalah melakukan evaluasi, refleksi selama proses pembelajaran, mencatat hal yang sudah baik dan yang perlu diperbaiki dalam pembelajaran menggunakan Sport Education Model.
Dari semua yang penulis sampaikan di atas dapat kita lihat pentingnya pemilihan model belajar yang menyenangkan namun tetap memberikan pengalaman yang baik kepada para siswa. Selaras dengan konsep pendidikan KHD, mendidik dan mengajar adalah proses memanusiakan manusia, sehingga harus memerdekakan manusia dan segala aspek kehidupan baik secara fisik, mental , jasmani dan rohani.
Semoga bermanfaat, tetap semangat, salam dan bahagia.
Guru PJOK SDN 1 Kedungsarimulyo, Guru Penggerak Angkatan 5 Jepara.