Jakarta (SUARABARU) – Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Marthinus Hukom menilai narkotika lebih dahsyat dari teroris karena dapat menyerang siapa saja.
Hal itu disampaikan Marthinus usai dilantik Presiden Joko Widodo sebagai Kepala BNN di Istana Negara, Jakarta, Jumat.
“Kita tahu narkotika menyerang manusia, bahkan kalau saya bilang membunuh manusia lebih dahsyat dari teroris,” ujar Marthinus.
Marthinus mengatakan bahwa teroris mungkin hanya membunuh berapa orang, tetapi narkotika dapat membunuh siapapun juga.
Narkotika dapat menyerang saraf dan merusak manusia, sehingga dapat mengancam generasi muda dan keberlanjutan negara.
“Sama dengan teroris tapi narkotik dia menyerang sampe ke syaraf, merusak manusia dan ini berbahaya dan bisa terancam generasi muda, bahkan mengancam keberlanjutan negara,” ujar Marthinus.
Marthinus mengatakan akan terus meningkatkan upaya pemberantasan narkotika, salah satunya dengan memutuskan mata rantai peredaran narkoba dengan memberhentikan suplai, serta menyadarkan masyarakat Indonesia secara keseluruhan untuk mengecilkan atau mengurangi permintaan.
Ia menilai, pendekatan kerja BNN tidak jauh berbeda dengan yang ada di Detasemen Khusus 88, tempatnya dulu bertugas.
Baik Densus 88 maupun BNN memiliki tiga pendekatan yakni pendekatan hukum, pendekatan pencegahan dan pendekatan rehabilitasi, namun dengan menggunakan dua patron yang berbeda.
Marthinus berharap dengan upaya pemberantasan narkotika yang terus ditingkatkan, Indonesia dapat terbebas dari kejahatan narkotika.