blank
Ganjar blusukan ke pasar tradisional yang ada di Kota Balikpapan, untuk mengecek harga dan ketersediaan barang kebutuhan pokok. Foto: tmgp

BALIKPAPAN (SUARABARU.ID)– Dalam lawatan safari politiknya, Ganjar Pranowo lakukan blusukan di Pasar Baru, Balikpapan, Kalimantan Timur, Selasa (5/12/2023). Calon Presiden (Capres) RI 2024 itu, menemui pedagang pasar untuk mendengarkan aspirasi dari mereka.

Suasana Pasar Baru seketika heboh, saat Ganjar turun dari mobilnya. Warga dan pedagang langsung meneriakkan namanya, dan mengarahkan kamera handphone ke arah Ganjar.

Banyak dari pedagang yang mengeluhkan harga bahan pokok yang meroket. Mulai dari beras, sayur mayur hingga telur.

BACA JUGA: Lulusan Doktor Manajemen FEB UKSW Ke-67, Stevi Jimry Poluan Raih Predikat Cumlaude

Salah satunya Hatini, seorang pedagang sayur mayur di Pasar Baru. Dia menyampaikan, harga cabai dan sejumlah komoditi sayur, mengalami kenaikan beberapa waktu terakhir.

”Harga cabai naik, pak. Bawang putih naik, harga kotor Rp 545 ribu satu karung,” katanya di hadapan Ganjar.

Menurutnya, kenaikan harga membuat pedagang sulit untuk menjual ke pembeli. Selain itu, masyarakat juga tidak menjangkau untuk membeli.

BACA JUGA: Jalin Silaturahmi, Siti Atikoh Bermalam di Ponpes Cipasung

”Kami minta ada kestabilan harga bahan pokok. Kalau pedagang mintanya itu, pak,” lanjutnya.

Sementara itu, Ganjar Pranowo menyatakan, dirinya telah berkeliling dan berkunjung ke pasar-pasar tradisional, di sejumlah daerah di Indonesia. Menurutnya, harga bahan pokok sekarang memang harus mendapat perhatian.

”Maka kontrol saya kira penting, seperti Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), kemudian memastikan jumlah pasokannya. Ya, mereka berharap segera dilakukan penurunan harga ini,” ujarnya.

BACA JUGA: Ikut Sekolah Jurnalistik Bikin Mahasiswa Punya Keterampilan Khusus dan Berdaya Saing

Capres berambut putih itu menambahkan, untuk menjaga stabilisasi harga bahan pokok, bisa dilakukan dengan tiga strategi. Di antaranya yang pertama, sisi hulu harus memperbaiki produksi dengan menggunakan teknologi dan data yang tepat.

”Budidaya juga harus menggunakan teknologi yang baik,” lanjutnya.

Lalu yang kedua, sarana produksi pertanian dan bantuan sarana produksi, harus bagus. Dan yang ketiga, Bulog harus mengambil alih dan membuat sistem logistik daerah.

”Dengan tiga langkah strategis ini, diharapkan akan bisa mengendalikan itu,” tandasnya.

Riyan