blank
Wali Kota Muchamad Nur Aziz (tengah) didampingi Wakil Wali Kota M Mansyur (kanan) dan Kepala Disdikbud) minum susu bersama dengan ratusan siswa PAUD, TK dan siswa kelas 1 SD se Kota Magelang minum susu bersama. (Bag Prokompim, Pemkot Magelang)


MAGELANG (SUARABARU.ID) –
Ratusan siswa mengikuti gerakan ‘Minum Susu Bareng Pak Wali’ di GOR Samapta, Komplek Sport Center Gelora Sanden, Kota Magelang, Selasa (28/11). Mereka terdiri siswa PAUD, TK dan kelas 1 SD se-Kota Magelang.

Gerakan ini merupakan salah satu program Pemkot Magelang untuk meningkatkan pemenuhan gizi, khususnya protein, kepada generasi emas. Sehingga diharapkan terbentuk generasi unggul dan berkualitas di masa depan.

Wali Kota Magelang dr. Muchamad Nur Aziz menjelaskan, gerakan minum susu ini merupakan upaya untuk menekan angka stunting dan kemiskinan di wilayahnya. Nantinya, gerakan ini akan dilakukan secara terus-menerus dan berkelanjutan.

‘’Ini salah satu upaya Pemkot Magelang untuk menurunkan angka stunting dengan minum susu bareng. Akan dilakukan terus-menerus, sudah dianggarkan di APBD Perubahan 2023 ini, nanti akan dilanjutkan sampai APBD penetapan 2024,’’ terang Aziz usai kegiatan.

Dokter spesialis penyakit dalam itu menerangkan, gerakan minum susu bareng ini menyasar sekitar 6.000 siswa di Kota Magelang. Nantinya, program ini dilakukan setiap seminggu sekali untuk siswa tingkat PAUD, TK, dan SD secara gratis.

‘’Dengan minum susu diharapkan anak-anak mengurangi jajan,’’ harapnya.

Kegiatan ‘Minum Susu Bareng Pak Wali’ dirangkai dengan kegiatan Kampanye Sekolah Sehat, Deklarasi Sekolah Ramah Anak, Pemberian ATK (alat tulis) Siswa Miskin, dan Pemberian Insentif Pendidik PAUD.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Magelang Imam Baihaqi menambahkan, kegiatan ini bekerja sama dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPMP4KB) Kota Magelang.

‘’Tujuannya agar anak-anak sekolah tumbuh sehat,’’ jelas Imam.

Sasaran gerakan adalah siswa PAUD, TK, dan SD kelas 1 atau usia 2-8 tahun yang merupakan usia emas. Di mana kebutuhan nutrisi harus tercukupi. Susu adalah makanan tambahan selain makanan dengan gizi seimbang lainnya.

‘’Nantinya, setiap hari akan ada sekolah yang diberi susu untuk diberikan kepada siswanya. Sekaligus meningkatkan kesadaran orangtua. Seandainya program ini terputus, orangtua akan tetap memberi makanan yang bergizi pada anak. Khususnya susu,’’ ujarnya.

Imam memastikan susu yang dibagikan adalah susu murni berkualitas yang diambil dari peternak di Kabupaten Boyolali dan sekitarnya.

Sementara itu, insentif pendidik PAUD diberikan kepada 336 guru dengan total anggaran Rp 1,7 miliar. Besaran insentif yang diterima setiap guru bervariasi, kisaran Rp 250.000 – Rp 650.000 per orang, tergantung tingkat pendidikan terakhir. (prokompimkotamgl)