blank
Para penampil Panggung Budaya Rumah Kita di Taman Tirto Agung, Banyumanik, Minggu (26/11/2023) malam. Foto: Dekase

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Upaya Pemkot Semarang menggandeng para seniman dalam wadah seni dan budaya melalui Panggung Budaya Rumah Kita, hadir kembali menyapa masyarakat. Acara keempat kalinya ini digelar di Taman Tirto Agung, Banyumanik, Minggu (26/11/2023) malam.

Pertunjukan bertajuk ‘Sambang Seni Semarang 2023’ ini menyuguhkan sejumlah seniman dan sastrawan yang menampilkan karya-karyanya. Mulai musikalisasi puisi, penampilan band, pertunjukan cerita, hingga pemutaran film yang semuanya hasil karya seniman Kota Semarang.

“Kami sangat bersyukur bisa berdampingan dengan Dekase. Melalui acara ini kami memberikan ruang kepada para seniman yang ada di Kota Semarang,” kata Kepala Bidang Kesenian Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang, Deasy Ismailia.

Poemblusukan, kelompok musik yang mengusung genre blues mengawali parade seni gagasan Dewan Kesenian Kota Semarang (Dekase) itu. Grup ini menampilkan sejumlah lagu yang disadur dari beberapa cerita pendek dan puisi.

Ufuk Utara, yang digawangi solois Sony Irawan menjadi penampil kedua dengan membawakan sejumlah lagu ciptaannya.  Dia tampil atraktif bersama gitar tabung yang digendongnya.

Tak kalah memukau penonton, dua band indie pendatang baru asal Kota Semarang juga membawakan lagu-lagunya yang menceritakan kehidupan kawula muda. Dua kelompok itu adalah Draft Tugas Akhir dan Green Beans.

“Tanpa ada mereka, pemerintah tidak akan bisa melakukan kegiatan ini sendiri. Semoga kegiatan ini bermanfaat dan masyarakat bisa menikmati hiburan yang disuguhkan,” katanya.

Di sela penampilan-penampilan musik, juga terdapat pertunjukan cerita berjudul Selendang Persahabatan yang dibawakan oleh Kirana Miryamantra Putri, pelajar sekolah menengah pertama di Kota Semarang.

Di akhir acara ditutup oleh pemutaran film berjudul The Last Sunset produksi Brocis Entertainment dan Menjelang Sunat kreasi Gaze Cinema.

Sandra Palupi, vokalis Poemblusukan mengapresiasi tersedianya ruang bagi seniman di muka publik yang di-support penuh oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang.

“Ini menjadi ruang, terutama bagi kami yang di Kota Semarang atau generasi-generasi berikutnya dapat terus berkarya,” katanya.

Respon masyarakat yang datang pun tak kalah antusias. Termasuk puluhan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Taman Tirto Agung yang menjajakan produk-produknya.

Seperti yang diungkapkan Santoso, pengunjung asal Kelurahan Banyumanik yang datang bersama keluarganya. Dia berniat datang ke Taman Tirto Agung untuk bersantai sembari menikmati kuliner UMKM.

“Saya tidak tahu kalau ada acara (Sambang Seni Semarang-red) ini. Bagus acaranya, sangat menghibur dan kami menikmati, terutama yang pencerita Kirana tadi sangat mengedukasi anak saya. Ya, semoga acara ini terus berlanjut dan tambah meriah lagi,” ujar ayah dua anak ini.

Perlu diketahui, Panggung Budaya Rumah Kita Sambang Seni Semarang 2023 ini akan digelar di enam kecamatan. Dalam pertunjukan yang disajikan menyesuaikan riwayat sejarah dari tiap kampung yang disinggahi.

Sebelum di Taman Tirto Agung Kecamatan Banyumanik, pagelaran ini digelar di Kampung Nelayan Tambakrejo, Kecamatan Semarang Utara pada Minggu (5/11/2023), dan di Kampung Seni Budaya Jurang Blimbing Tembalang pada Minggu (12/11/2023).

Selanjutnya, akan diselenggarakan bergilir di Kampung Dongbiru, Kecamatan Genuk, Kampung Seni Budaya Gedong Songo Manyaran, dan Kampung Genuk Krajan, Kecamatan Candisari.

Hery Priyono