blank
Foto bersama dalam Dies Natalis ke-67 FKIP UKSW. Foto: Dok/UKSW

Terus bersinergi cerdaskan bangsa

Dalam kesempatan yang sama, Dekan FKIP Dr. Helti Lygia Mampouw mengungkapkan bahwa FKIP sebagai fakultas tertua di UKSW harus dapat menjadi teladan, contoh, dan panutan bagi fakultas lainnya. Terutama di bidang profesionalnya yaitu keguruan dan ilmu pendidikan.

Ia memaparkan berbagai tantangan guru masa kini salah satunya Artificial Intelligence (AI) yang saat ini menawarkan berbagai kemudahan dalam pembelajaran. Namun begitu peran guru disebutkannya tidak dapat digantikan oleh AI. “Sentuhan manusia tidak akan tergantikan AI. Di sini, peran FKIP untuk membekali mahasiswa untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang ada,” terangnya.

Senada, WR KIP Priyo Hari Adi menyatakan bahwa FKIP bukan hanya menjadi wadah untuk menghasilkan guru namun juga sekaligus menjadi motivator yang dapat mendorong murid menjadi generasi inovatif dan kreatif. “Selamat ulang tahun FKIP. Terus bersinergi mencerdaskan kehidupan bangsa, kreatif, berdaya cipta, dan unggul,” pesannya.

Pada kesempatan ini, paparan materi bertajuk “Kilas Balik Sejarah Perjalanan FKIP dan Tantangannya” dibawakan oleh Drs. Koesjadi, MBA. Sesepuh di FKIP yang juga pernah menjabat sebagai Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Satya Wacana (YPTKSW) ini memaparkan sejarah perjalanan FKIP.

Untuk menambah kemeriahan Dies Natalis ke-67 FKIP, dilakukan berbagai games seperti permainan tangkap balon, transfer ilmu dengan bola pingpong dan gelas plastik, serta meniup bola pingpong di atas air. Wajah sumringah dan ceria tampak dari setiap civitas academica FKIP yang terlibat dalam permainan.

Hadir dalam acara yaitu fakultas yang menjadi bagian dari konsorsium Sotto Voce yaitu Dekan Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Drs. Agastya Rama Listya, M.S.M., Ph.D., serta Wakil Dekan Fakultas Teologi Pdt. Irene Ludji, S.Si-Teol., MAR, Ph.D, serta Kepala Unit Penjaminan Mutu Fakultas Dr. Bambang Ismanto, M.Si.

Ning S