WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) RI Yudian Wahyudi meresmikan Djoglo Soekarno di Desa Talunombo, Sapuran Wonosobo, Jawa Tengah, Sabtu (18/11/2023).
Yudian mengatakan peresmian Djoglo Soekarno tersebut sekaligus menjadi pusat penelitian bagi masyarakat untuk menjalankan sistem gotong-royong yang telah berjalan di Desa Talunombo Sapuran Wonosobo sesuai dengan butir-butir Pancasila.
“Sebagai bangsa yang merdeka, masyarakat Wonosobo dan masyarakat Indonesia pada umumnya, memiliki pedoman hidup yang utuh dan dipegang teguh secara turun-temurun,” ujar guru besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu.
Pihaknya mengatakan bahwa dalam aspek ekonomi hari ini, BPIP memandang masih dibutuhkan suatu tambahan penjabaran mengenai sistem ekonomi Pancasila yang dapat menjamin setiap kegiatan ekonomi masyarakat.
Sistem ekonomi Pancasila, katanya, pasti selalu berlandaskan pada azas kekeluargaan dan gotong-royong yang bersumber dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, di bawah kepemimpinan dan pengawasan langsung pemerintah. Ekonomi di masyarakat akan berjalan adil dan merata.
“Tentunya, dengan harapan sistem ekonomi Pancasila dapat menunjukan keberpihakan yang berimbang bagi masyarakat dan memberikan seluas-luasnya kebebasan berusaha kepada masyarakat. Ekonomi bangkit masyarakat berdaya,” ucapnya.
Hidupkan UKM
Dia menekankan, melalui sistem ekonomi Pancasila ke depan, pemerintah menginginkan setiap kegiatan Usaha Kecil, Menengah (UKM) maju dan besar, dapat melahirkan kesejahteraan dan mengentaskan kemiskinan di pelaku ekonomi kecil dan menengah.
Sistem ekonomi Pancasila, lanjutnya, juga akan membuka seluas-luasnya kesempatan kerja di tengah mempertahankan progres pembangunan ekonomi yang sedang berjalan pada kemajuan, sebagaimana amanat sila ke lima Pancasila.
“Kami ingin ekonomi dan budaya memegang peranan penting dalam terwujudnya aktualisasi nilai-nilai Pancasila di masyarakat. Ketika nilai-nilai Pancasila diterapkan secara serius tidak ada lagi ketimpangan ekonomi dan kemiskinan,” tegasnya.
Guru besar Studi Islam itu, juga berharap, masyarakat di Talunombo Sapuran Wonosobo dapat menjalankan literasi Pancasila dengan berjalannya sistem gotong-royong yang ada di lingkungan dengan memanfaatkan alam sehingga bisa menjadikan pendapatan di masyarakat.
“Pengolahan limbah sampah yang dilakukan oleh Desa Talunombo ini sudah sangat brilian dengan memberikan pendapatan tambahan kepada masyarakat. Butuh upaya kreatif dan inovatif untuk memberdayakan masyarakat setempat dan memajukan desa,” ujarnya.
Yudian mengaku sudah melihat langsung proses pengolahan limbah sampah bisa dijadikan bahan bakar solar sehingga bisa menjalankan perputaran ekonomi di Desa Talunombo. Upaya kreatif tersebut perlu terus didukung oleh pemerintah daerah setempat.
Muharno Zarka