blank
Tim pelatihan teknis latihan kerja dan kegiatan kerja produksi angkatan 2 tahun anggaran 2023 mengunjungi unit kerja Lapas Semarang. Foto: Dok/Lapas

Mereka mengajukan berbagai pertanyaan kepada para pekerja (narapidana) dan mengamati proses produksi yang dilakukan.

“Batik tulis yang kami buat memiliki proses sangat panjang, mulai dari membuat sketsa, proses pencantingan, pewarnaan dasar, pewarnaan blok, hingga pelorotan untuk menghilangkan bekas malam plastisin,” ungkap salah satu pekerja yang akrab dipanggil Kohsan.

BACA JUGA: Lapas Semarang Ubah Layanan Kunjungan WBP, yuk Simak Jadwalnya!

Kohsan mengatakan, dalam pembuatan 1 kain batik dengan ukuran kurang lebih 2,5 meter kali 1,3 meter tergantung pada tingkat kesulitan batik itu sendiri. “Bisa jadi paling cepat kurang lebih 1-2 minggu,” kata Kohsan.

Pada kesempatan ini para peserta PKL juga mengunjungi galeri untuk melihat berbagai macam karya warga binaan Lapas Kelas I Semarang. Di galeri tersebut, ada berbagai macam karya diantaranya kaligrafi, batik tulis, kerajinan enceng gondok, topi batik, jaket dan lainnya.

Beberapa peserta memborong karya narapidana Lapas Semarang untuk dijadikan cinderamata. “Saya sangat senang bisa berkunjung di Lapas Semarang, selain mendapat banyak ilmu, saya juga melihat banyak karya yang layak jual di galeri kegiatan kerja Lapas Semarang,” ujar Hatmawati, Kasi Kegiatan Kerja Lapas Perempuan Kelas IIA Tenggarong.

“Saya membeli sandal enceng gondok dan topi batik yang terkesan unik dan jarang ditemukan. Saya berharap pemasaran di kegiatan kerja Lapas Semarang semakin maju ke depannya” ucapnya.

Ning S